"Seringkali terjadi pengalaman kami dapatkan selama buka showroom," terang Muhsin.
"Film itu mengisahkan tentang seorang remaja putra dari keluarga buruh tani. Bapaknya pergi pagi pulang sore," tuturnya.
"Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, setiap hari menyisihkan sebagian pendapatannya untuk membelikan anaknya motor matik," imbuh Muhsin.
Namun, anak tersebut malah gengsi dengan motor matik yang dibelikan ayahnya itu.
"Orang tuanya sudah membelikan motor matik tapi anak ini gengsi dengan gaya hidup teman-temannya," terang Muhsin.
"Padahal susah payah bisa membelikan motor dengan harga murah, tapi anaknya minta harga motor yang lebih mahal," bebernya.
"Terus terang tidak menyangka bisa viral. Kami kaget didatangi banyak orang. Tahu tahu sudah ramai," tuntasnya.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR