Konverter ini ibarat kopling pada transmisi manual, namun bekerjanya secara hidrolik.
Ia yang bertugas memindahkan tenaga mesin ke transmisi, lalu diteruskan ke roda.
"Komponen ini yang menghubungkan putaran mesin ke transmisi matic-nya," jelas Suwandi.
Di dalamnya berisi semacam susunan kopling, turbin, serta terisi minyak transmisi atau yang biasa disebut Automatic Transmission Fluid (ATF).
Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Rahasia Agar Mobil Matic Selalu Sehat dan Kuat di Tanjakan
Jadi bisa dibayangkan bila konverter ini terpelintir dengan kecang secara tiba-tiba, tentunya komponen di dalamnya akan berisiko rusak.
Sekadar gambaran, OTOMOTIF sempat melakukan pengujian berlari pada kecepatan 100 km/jam menggunakan Suzuki Ertiga Dreza GS AT (putaran mesin di 2.500 rpm).
Kemudian pada kecepatan tersebut gas dilepas, dan posisi transmisi yang tadinya di over drive (gigi 4), kami matikan over drive-nya (turun gigi 3), tiba-tiba rpm mesin langsung melonjak ke angka hampir 4.000-an rpm. Suara mesin juga seperti "teriak".
Coba bayangkan bila saat itu transmisinya langsung dipindah ke gigi 2 atau L, putaran mesin bakal teriak lebih tinggi lagi dan bisa “ambyar’ konverternya.
Baca Juga: Tips Merawat Transmisi Mobil Matic, Jangan Cuma Ganti Oli, Lakukan Ini
Posted : Jumat, 16 Agustus 2024 | 09:34 WIB| Last updated : Jumat, 16 Agustus 2024 | 09:34 WIB
Editor | : | optimization |
Sumber | : | Otomotifnet.com |
KOMENTAR