Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Mobil Tetap Adem Saat Panas, Cek Bagian Ini, Cegah Overheat

Harryt MR - Sabtu, 4 November 2023 | 17:30 WIB
Sebaiknya rutin memantau posisi cairan radiator. Terlebih pada kendaraan harian yang jam operasionalnya tinggi
Autochem Industry
Sebaiknya rutin memantau posisi cairan radiator. Terlebih pada kendaraan harian yang jam operasionalnya tinggi

Otomotifnet.com - Pantau tabung reservoir radiator cegah mesin overheat di saat cuaca panas seperti sekarang ini.

Mengingat tren suhu panas di wilayah Indonesia diperkirakan akan menuju babak akhir hingga penghujung tahun 2023. 

Ini berdasarkan prakiraan cuaca dari pihak BMKG, curah hujan rendah kurang dari 100 mm per bulan masih berpotensi terjadi di banyak wilayah Indonesia.

Imbasnya kemungkinan suhu udara masih tinggi dalam jangka waktu yang lebih panjang lagi di tahun 2023.

Sebaiknya rutin memantau posisi cairan radiator. Terlebih pada kendaraan harian yang jam operasionalnya tinggi. 

“Suhu mesin saat bekerja ada di rentang 72-95 derajat celcius, jika di bawah itu atau lebih tinggi lagi sama-sama membuat mesin tidak bisa bekerja optimal,” 

“Bahkan menjadi berbahaya jika panasnya tidak terkendali,” sebut Dhany Ekasaputra, Manager Promosi PT Autochem Industry.

Saat pemeriksaan posisi air radiator, perlu disadari juga bahwa kinerja radiator akan dipengaruhi oleh cairan atau coolant di dalamnya. 

Cairan radiator coolant fungsinya mempertahankan stabilnya suhu mesin mobil saat bekerja.

Oleh karena itu perlu dipastikan memeriksa volume air radiator, termasuk reservoir, secara berkala.

Apalagi kini makin banyak pemakaian mesin modern dengan kapasitas yang kecil, namun telah mengadopsi teknologi turbocharger dan direct injection.

Baca Juga: Baru Tahu Sekarang, Menekan Emisi Gas Buang Bisa Dimulai Dari Ini

Tentu spesifikasi mesin tersebut punya potensi besar dalam membuat suhu mesin menjadi sangat panas.

Hal ini jelas membuat peran coolant menjadi kian penting dalam menjaga suhu kerja mesin tetap di rentang optimal.

Berkurangnya air radiator yang tidak terpantau, kerap kali jadi awal terjadinya panas berlebih pada mesin mobil atau sering disebut overheat

Lantas apakah boleh pakai air biasa untuk mengisi air radiator? Secara prinsip, baik air biasa dan maupun coolant bisa menjadi media pelepasan panas bagi radiator. Tetapi keduanya sebenarnya akan mendatangkan hasil yang berbeda,” jawab Dhany.

Ia melanjutkan, air biasa memang gampang diperoleh.

Berbeda dengan coolant yang dibuat dengan sejumlah formula khusus guna meningkatkan performa pendinginan.

Salah satu perbedaan mendasar adalah kehadiran aditif anti karat pada coolant.

Selain itu, kandungan glycol di dalam coolant juga memegang peran penting. Komposisinya perlu diracik tepat guna menyesuaikan kebutuhan mesin dan kondisi lalu lintas harian.

Contohnya mesin berteknologi direct injection, tentu memerlukan kandungan glycol tinggi agar tidak mudah menguap.

Hal berbeda untuk mesin in-direct injection yang lebih memerlukan transfer panas optimal.

“Untuk itulah, MASTER Radiator Series menyediakan beragam jenis radiator coolant untuk memenuhi beragam kebutuhan mesin di Indonesia. Dari MASTER Radiator Cool, Premixed dan GOLD berteknologi ramah lingkungan (Organic Acid Technology),” imbuh Dhany.

Hal khusus yang bisa diperoleh dari coolant adalah, tidak mudah menguapnya cairan. Sehingga masa pakainya lebih panjang daripada air biasa.

Baca Juga: Jangan Keliru, Ternyata Pelumas Anti Karat Berbeda Dibanding Penetrant

Dhany menjelaskan lagi bahwa ada berbagai formula yang terkandung dalam produk coolant.

“Salah satu unsur di dalam produk Master yang kami racik juga mengandung bahan organik yang bisa memperpanjang usia pemakaian air radiator,” katanya lagi.

Diingatkan kembali oleh Dhany bahwa coolant punya masa pakai yang lebih panjang dibandingkan dengan air biasa. Namun tetap diperlukan kesempatan untuk menjaga mutu cairan radiator. 

“Ada baiknya saat mobil sudah menempuh jarak 20.000 sampai 40.000 kilometer,” sambung sobat yang berkantor di Jl. Gatot Subroto Km. 7 Jatake, Jatiuwung, Tangerang, Banten.

Secara umum panas berlebih merupakan ‘musuh’ dari mesin kendaran.

Untuk itu perlu juga dilakukan cek cermat atas kondisi peranti pendinginan seperti kipas elektrik, radiator, hingga water pump

“Saat mobil berjalan mungkin gejala gangguan tidak muncul, namun jika berada di kemacetan dan kemudian indikator suhu mesin naik drastis, maka ada kemungkinan terjadinya kerusakan atas komponen-komponen tadi,” ungkap Dhany.

Langkah preventif pertama adalah melakukan pemeriksaan rutin terhadap kebocoran sistem pendinginan mesin. Opsi preventif selanjutnya adalah, memeriksa kondisi kipas elektrik.

Baca Juga: Enggak Sembarang, Ini Cara Khusus Memilih Air Radiator Sesuai Iklim di Indonesia

Pasalnya, kipas elektrik ini menjadi satu-satunya komponen yang mampu menjaga suhu mesin saat di tengah kemacetan. Sebaiknya juga kipas radiator tersebut diservis setiap 3 – 5 tahun sekali.

Info tambahan, kondisi minimnya curah hujan diperkirakan masih mungkin terjadi sampai kuartal pertama tahun 2024. 

“Selain tetap rutin dalam hal pemeliharaan mobil, untuk lebih memastikan kondisi tetap prima, tidak melupakan soal sistem pendinginan mesin juga perlu lebih dicermati,” sambung Dhany.



Editor : Panji Nugraha

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa