Otomotifnet.com - Asal kalian tahu, sifat pelit dan malas bisa memperpendek usai timing chain pada mobil.
Timing chain sendiri merupakan rantai baja penghubung kruk as (crankshaft) dan noken as (camshaft) agar klep bisa terbuka dan menutup dengan waktu yang tepat.
Tujuannya untuk menciptakan sinkronisasi antara naik turunnya piston dengan naik turunnya klep intake dan exhaust.
Ketika piston bergerak ke bawah, maka klep mobil akan terbuka. Sebaliknya, ketika piston naik, maka klep akan tertutup.
Dengan sinkronnya gerakan antara piston dan klep, maka minim risiko terjadinya tumbukan antara klep dengan piston.
Jika timing chain sampai putus, tentu kerusakan fatal bisa terjadi pada internal mesin.
Rata-rata, usia timing chain bisa dipakai hingga 100 ribu km karena lebih awet dari timing belt yang memiliki masa pakai rata-rata cuma 80 ribu km.
"Saat ini mobil sudah pakai timing chain karena memiliki usia pakai yang lebih panjang dari timing belt," ungkap Rudi, Ganefia, Workshop Head Auto2000 Krida, Cilandak, Jakarta Selatan.
Namun bukan tak mungkin timing chain bisa rusak lebih cepat karena sifat pelit dan pemalas dalam penggantian rutin oli mesin.
"Kalau sering telat ganti oli mesin gir akan cepat aus, dan jika didiamkan rantai bisa putus," ucap Rudi.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Jip.co.id |
KOMENTAR