Otomotifnet.com - Rekayasa lalu lintas khususnya ganjil genap yang diterapkan kepolisian menerina respon kurang baik dari sebagian pemudik.
Banyak pihak menilai, aturan ini terkesan mengganggu perjalanan, karena berefek pada jadwal keberangkatan saat mudik lebaran dan dikhawatirkan malah bisa memicu kemacetan.
Untuk diketahui, skema ganjil genap selama arus mudik akan diberlakukan efektif mulai hari ini, Jumat (5/4/2024) mulai pukul 14.00 WIB, dari Km 0 Tol ruas dalam kota Jakarta, sampai dengan Km 414 Tol Semarang-Batang.
Melihat data ini, jarak pemberlakuannya cukup panjang.
Menjawab pertanyaan dari masyarakat, Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Aan Suhanan menjelaskan, skema ganjil genap mudik diberlakukan atas dasar pertimbangan Volume Capacity Ratio (VCR).
VCR sendiri merupakan sebuah simulasi lalu lintas untuk membandingkan kondisi sebelum dan sesudah dilakukan rekayasa tertentu.
Menurut Aan, survei ini sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari.
“Survei ini melibatkan banyak pihak, ada kawan-kawan BPJT, kemudian Kemenhub juga. Ini kenapa harus dilakukan simulasi, supaya kita bisa antisipasi lonjakan jumlah pemudik,” ucapnya dikutip dari Kompas.com (5/4/2024).
Aan memberikan pemaparan lebih lanjut melalui tayangan resmi di akun instagram pribadinya.
Kondisi VCR awal sebelum diberlakukan skema rekayasa lalu lintas ada di angka 1,21 persen, alias kendaraan berhenti bergerak atau macet total.
“Kita coba masukkan dan simulasikan contra flow, angkanya jadi 0,82. Kemudian kita simulasikan lagi (dengan ganjil genap dan one way) didapat angka 0,73, ini setara dengan kecepatan 40 kpj sampai 50 kpj,” kata Aan.
Ia menjelaskan, berdasarkan pertimbangan survei dan simulasi tersebut, penerapan aturan ini diyakini bisa menjadi solusi terbaik untuk mencegah terjadinya deadlock alias macet total saat arus mudik.
Baca Juga: Bisa Dicatat, Mudik Lebaran Dari Surabaya ke Solo Via Tol Bayar Segini
Editor | : | Panji Nugraha |