Otomotifnet.com - Tol Semarang-Demak dibangun dengan mengorbankan belasan juta batang makhluk hidup.
Puluhan juta batang makhluk itu lantas fungsinya menjadi matras di atas laut.
Yakni 10 juta batang bambu dirakit dan ditata sedemikian rupa untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar di lokasi konstruksi sebagai suatu sistem matras.
Pasalnya, tol Semaran-Demak Seksi 1 (Semarang-Sayung) yang membentang sepanjang 10,64 km itu berdiri di atas laut.
Berbeda dengan Seksi 2 Sayung-Demak sepanjang 16,31 km yang berdiri di daratan.
Dikutip dari laman Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), (13/5/24), tol Semarang-Demak akan terintegrasi dengan tanggul laut.
Struktur timbunan di atas laut diperkuat oleh matras bambu setebal 17 lapis.
Sebelumnya, Balai Bahan dan Struktur Bangunan Gedung, Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan, Direktorat Jenderal Cipta Karya telah melaksanakan pengujian untuk mengukur kelayakan menggunakan bahan bambu.
Pengujian tersebut dilakukan untuk mempersiapkan bahan bambu yang akan digunakan sebagai konstruksi matras untuk mempercepat waktu konsolidasi pada tanah di lokasi konstruksi Jalan Tol Semarang-Demak.
Saat ini, pengerjaan konstruksi pada Seksi 1 Semarang-Demak paket 1B yang berada di atas laut sepanjang kurang lebih 10 km menggunakan matras bambu sebagai pondasi dan diperlukan sekitar 10 juta batang bambu yang dianyam oleh 1.500 pekerja terampil.
Bambu-bambu tersebut berasal dari Wonogiri, Magelang dan Purworejo dengan kriteria khusus yaitu bambunya lurus dengan panjang 8 meter dan diameter antara 8 cm-10 cm.
Penggunaan matras bambu tidak hanya berfungsi sebagai pondasi, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan ekosistem laut.
Bambu yang telah digunakan sebagai matras nantinya akan terendam dan akan menjadi bagian dari terumbu karang, sekaligus menambah kekuatan struktural di bawah air.
Baca Juga: Jadi Tanggul Laut, Tol Semarang-Demak Diberi Matras Bambu 17 Lapis Pertama di Indonesia
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR