Lalu udara dingin dari AC juga cepat tersebar merata hingga ke kabin belakang, lantaran pada masing-masing baris jok ada ventilasi AC sendiri-sendiri.
Dimana untuk penumpang baris kedua dan ketiga posisi ventilasi AC nya ada di sisi kiri dan kanan plafon.
Untuk pengaturan kecapatan kipas blower AC penumpang belakang ada di balik konsol tengah, yang di situ juga terdapat dua slot USB (type A dan C) untuk kebutuhan mengisi daya gadget.
Sayangnya di baris paling belakang kami tidak melihat ada slot USB maupun power outlet 12 Volt.
Kerennya lagi, untuk varian Superior 7-seater maupun Superior Captain 6-seater, di atapnya sudah dilengkapi dengan panoramic glass roof nih.
Sehingga saat ingin menikmati pemandangan di luar seperti langit atau pepohonan, tinggal buka tray penutupnya yang tombolnya ada di panel dekat spion tengah.
Nah, yang kami cukup acungi jempol adalah bantingan suspensinya benar-benar terasa moderat dan cukup stabil nih.
Saat melewati jalan keriting maupun bergelombang yang sempat kami temui di tol cikampek, ayunan suspensinya yang mengusung konstruksi MacPherson Strut di bagian depan dan Multi-link di belakang, mampu meredamnya dengan baik, sehingga penumpang tidak terasa 'dikocok'.
Tingkat kekedapan kabin juga terbilang lumayan senyap, hanya saja road noise dari putaran ban masih agak terdengar di dalam kabin.
Selain itu busa jok di baris kedua kami rasakan tidak seempuk jok depan. Mungkin karena busa joknya terlihat sedikit lebih tipis.
Meski begitu tidak mengurangi kenyamanan kok, apalagi pada captain seatnya tersedia arm rest, yang bisa dilipat ke atas bila tidak ingin digunakan.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR