- Analisis laboratorium
Setelah pengujian, oli dikuras dan dianalisis di laboratorium independen. Salah satu indikator yang diuji adalah Total Base Number (TBN) yang mengukur kemampuan oli menetralkan asam hasil pembakaran.
Oli baru mencatat TBN sebesar 7,74, dan setelah 24 jam penggunaan, TBN hanya turun ke 5,33 alias masih jauh di atas ambang batas minimum 3,58.
Ini membuktikan bahwa kemampuan perlindungan oli terhadap korosi dan endapan tetap tinggi, bahkan setelah pemakaian berat.
Secara volume, oli yang dikuras pasca pengujian tetap mendekati 1 liter atau menunjukkan bahwa penguapan selama pemakaian sangat minim.
Laboratorium juga mencatat kandungan logam seperti besi, tembaga, dan aluminium dalam oli bekas pemakaian. Kadar besi hanya 4 ppm, jauh di bawah batas aman 25 ppm.
Sementara logam lainnya juga berada dalam batas normal. Artinya, tidak terjadi keausan signifikan pada bagian dalam mesin selama pengujian berlangsung.
- Tes indikator degradasi oli
Selain parameter fisik dan kimia umum, oli juga diuji menggunakan FTIR Index, yakni metode pengukuran degradasi struktur kimia pelumas.
Hasiln tes menunjukkan nilai di bawah 0.02, jauh lebih rendah dari ambang batas minimal 0.2. Ini menjadi bukti bahwa struktur molekul oli tetap stabil dan tidak mengalami kerusakan, meski dipakai tanpa henti selama 24 jam dalam berbagai kondisi suhu dan tekanan.
Dengan seluruh hasil tersebut, Yamalube Turbo Matic berhasil membuktikan diri sebagai pelumas yang tidak hanya unggul di atas kertas, tetapi juga tangguh saat digunakan dalam kondisi nyata.
Oli ini mampu menjaga performa mesin, menstabilkan suhu, mengurangi gesekan, serta mempertahankan kualitas kimianya. Dengan spesifikasi tinggi, daya tahan kuat, dan harga terjangkau, Yamalube Turbo Matic menjadi pilihan ideal untuk pengguna Yamaha Maxi yang membutuhkan pelumas tahan banting untuk segala medan.
| Editor | : | Yussy Maulia |
KOMENTAR