Jakarta - Akhir pekan ini pada tanggal 7 September 2014, PT Astra Honda Motor (AHM) akan segera merilis motor baru yang diduga adalah Honda CBR150R rakitan lokal. Sport bike full fairing ini akan ditawarkan dengan harga jual lebih murah agar bisa bersaing dengan Yamaha R15 sang kompetitor.
Versi CBU yang didatangkan langsung dari Thailand dipasarkan dengan harga Rp 42,9 jutaan, padahal Yamaha R15 dijual hanya Rp 28 jutaan. Dengan diproduksi di Indonesia, harga jualnya diharapkan bisa jadi lebih murah. Semoga saja sama seperti Yamaha R15.
Lebih murah pastinya karena tidak lagi terbebani ongkos kirim dari Thailand ke Indonesia dan tidak ada lagi pajak import. Selain itu, beberapa komponen juga memiliki kesamaan dengan CB150R yang sudah lebih dulu diproduksi di Tanah Air dan punya spesifikasi mirip.
Salah satu komponen yang pasti berbeda adalah rangkanya. CBR150R rakitan lokal ini tidak lagi menggunakan rangka deltabox tapi diganti dengan tubular layaknya CB150R.
Selain itu, di area suspensi belakang juga akan berbeda karena sudah mengusung teknologi Pro-Link. Konstruksi ini dikenal memiliki beberapa keunggulan seperti rebound lembut, stabil dan nyaman di kecepatan tinggi. Tentunya berbeda dengan CBR150R yang saat ini dipasarkan di Indonesia, dudukan sokbraker belakang bagian bawah langsung menempel ke lengan ayun.
Meski rangkanya berbeda, urusan pelek tidak serta merta ikut mengadopsi milik CB150R. Pelek CBR150R rakitan lokal akan tetap lebar seperti generasi pendahulunya. Yang depan lebarnya 2,5 inci, sedang yang belakang 3,5 inci. Asik kan!
Sedang pada mesin, tetap menggunakan satu silinder 150cc DOHC 4 klep dengan pendingin air atau radiator. Mesin ini memang memiliki spesifikasi yang sama dengan CB150R. Bedanya, sistem injeksi CB150R belum close loop. Sedang CBR150R tetap close loop, tapi posisi 02 sensornya yang berubah.
Pada CBR150R asal Thailand, sensor O2 ada di silinder head, sedang pada CBR150R buatan Indonesia 02 sensornya diletakan di leher knalpot. Sedang area kepala silindernya tetap sama seperti CB150R.
Lebih detailnya, kita beda minggu depan, selepas peluncurannya! (motor.otomotifnet.com)
Versi CBU yang didatangkan langsung dari Thailand dipasarkan dengan harga Rp 42,9 jutaan, padahal Yamaha R15 dijual hanya Rp 28 jutaan. Dengan diproduksi di Indonesia, harga jualnya diharapkan bisa jadi lebih murah. Semoga saja sama seperti Yamaha R15.
Lebih murah pastinya karena tidak lagi terbebani ongkos kirim dari Thailand ke Indonesia dan tidak ada lagi pajak import. Selain itu, beberapa komponen juga memiliki kesamaan dengan CB150R yang sudah lebih dulu diproduksi di Tanah Air dan punya spesifikasi mirip.
Salah satu komponen yang pasti berbeda adalah rangkanya. CBR150R rakitan lokal ini tidak lagi menggunakan rangka deltabox tapi diganti dengan tubular layaknya CB150R.
Selain itu, di area suspensi belakang juga akan berbeda karena sudah mengusung teknologi Pro-Link. Konstruksi ini dikenal memiliki beberapa keunggulan seperti rebound lembut, stabil dan nyaman di kecepatan tinggi. Tentunya berbeda dengan CBR150R yang saat ini dipasarkan di Indonesia, dudukan sokbraker belakang bagian bawah langsung menempel ke lengan ayun.
Meski rangkanya berbeda, urusan pelek tidak serta merta ikut mengadopsi milik CB150R. Pelek CBR150R rakitan lokal akan tetap lebar seperti generasi pendahulunya. Yang depan lebarnya 2,5 inci, sedang yang belakang 3,5 inci. Asik kan!
Sedang pada mesin, tetap menggunakan satu silinder 150cc DOHC 4 klep dengan pendingin air atau radiator. Mesin ini memang memiliki spesifikasi yang sama dengan CB150R. Bedanya, sistem injeksi CB150R belum close loop. Sedang CBR150R tetap close loop, tapi posisi 02 sensornya yang berubah.
Pada CBR150R asal Thailand, sensor O2 ada di silinder head, sedang pada CBR150R buatan Indonesia 02 sensornya diletakan di leher knalpot. Sedang area kepala silindernya tetap sama seperti CB150R.
Lebih detailnya, kita beda minggu depan, selepas peluncurannya! (motor.otomotifnet.com)