"Sesuai regulasi saja, ubahan sangat sederhana, siap balap cuma habis dana sekitar Rp 15 juta di luar ban,"
Memastikan enggak overheat, pakai indikator suhu
Mesin ternyata tak mengalami ubahan, karena dilarang regulasi! "Cuma boleh main kompresi, dinaikkan jadi 12,8:1 dengan memapas kepala silinder 0,5 mm," papar Angga. Menurutnya masih aman pakai Pertamax Plus sesuai regulasi.
Power Commander V tambah Autotune, pastikan pasokan bensin pas
Pasokan udara diperlancar filter udara Sprint. Sedang gas buang diatur knalpot milik Angga sendiri, AR1. Nah untuk pasokan bensin diatur ulang piggyback Power Commander V (PC V) keluaran Dynojet. Biar lebih presisi, dipasangkan juga Autotune.
Tugas Autotune ini menganalisa kondisi pembakaran yang dibaca dari sensor O2. Jika terlalu basah maka mengintervensi PC V agar pasokan bensin dikurangi, sebaliknya kalau kering maka ditambah, sehingga performa optimal.
Monosok lebih pendek, bodi belakang lebih ceper
Knalpot AR1
"Suspensi depan standar pabrik, karena sudah enak banget, itu steering damper bisa dibilang cuma pajangan, hehee..," lanjut pria berbadan cukup jangkung ini.
Enaknya redaman suspensi ditambah bobot Ninja RR Mono yang enteng, berimplikasi positif pada pemakaian ban. "Satu set bisa dipakai 2 seri, kalau dulu pakai Ninja 250R satu seri habis 2 set," tutup Angga yang andalkan ban Pirelli.
Terjangkau tapi tetap juara. (motor.otomotifnet.com)