Wahyu Widodo yang didera cidera tangan, belum bisa berbuat banyak di kelas tersebut. Namun I Gede Arya yang akrab disapa Ucil, menebar ancaman sejak free practice (FP) digelar
Jakarta - Honda Blade oprekan Suhartanto ‘Kupret’, bisa dibilang selalu jadi momok pesaing lainnya di IP110. Beberapa musim lalu dengan I Gede Arya, podium 1 pernah diraih ketika Honda paceklik podium.
Bersanding dengan Wahyu Widodo sebagai pembalap, hal yang sama juga terjadi. Nah musim balap ini, duo pembalap itu bersama-sama dalam satu payung Honda Daya KYT Nissin Daytona IRC milik Rawal Lasut.
Wahyu yang didera cidera tangan, belum bisa berbuat banyak di kelas tersebut. Namun Gede Arya yang akrab disapa Ucil, menebar ancaman sejak free practice (FP) digelar.
Catatannya pada FP1, posisinya di urutan pertama. Lalu FP2 dan 3 urutan ke-2, itu yang membuat di race day Ucil start di grid pertama.
Penggunaan bahan bakar jenis Pertamax Plus, kompresi jadi 12,2 : 1
“Setingan motor berbeda jauh dengan waktu saya bisa podium 1 di trek Kenjeran, Jatim. Beruntung punya rekan 1 tim seperti Wahyu, yang setingan mesinnya sudah ketemu untuk Sirkuit Karting Sentul,” ujar pemilik nomor start 35 itu.
Memang untuk musim balap kali ini, Ucil dipaksa mengikuti karakter mesin setingan Kupret. Gaya rolling speed bawaan Ucil, mesti berubah untuk menghadapi karakter mesin yang dibuat kuat pada putaran mesin bawah.
“Pada musim balap sebelumnya, memang sudah ketemu setingan yang seperti itu dan ada hasilnya. Makanya musim ini setigan mesin mengacu pada data tahun lalu dan beberapa pengembangan,” terang Kupret.
Durasi noken as, tentunya yang jadi tumpuan ketika ingin menguatkan performa mesin di putaran bawah. Di bagian ini, Kupret memilih untuk mengoptimalkan angka durasi in 270° dan ex 268°.
Durasi noken as dibuat kecil, untuk trek Sirkuit Karting Sentul. CDI BRT masih jadi andalan Kupret di pengapian
Penggunaan bahan bakar Pertamax Plus, membuat perbandingan kompresinya enggak bisa dipatok pada angka tinggi. Kupret merasa bahwa angka perbandingan 12,2 : 1, sudah cukup untuk setingan mesinnya.
Beberapa part berlabel Daytona, juga ikut menyumbang keberhasilan. Salah satunya adalah part pompa oli yang paling rentan di motor balap Honda.
“Dulu-dulunya pakai pompa oli standar. Bisa dipakai, namun setiap habis event wajib ganti. Sekarang pakai pompa oli Daytona dan tahan lama,” katanya.
Kalau saja bukan karena kendala teknis, podium 1 bisa diraih Ucil pada seri pembuka Indoprix beberapa waktu lalu di Sirkuit Karting, Sentul. (motor.otomotifnet.com)
Data Modifikasi
Sok belakang: Daytona
Piston: Daytona
Knalpot: Daytona
Sasis: Custom by Daytona
Karburator: Mikuni TM24
Ban: FDR
Estimasi Biaya: FDR
Bersanding dengan Wahyu Widodo sebagai pembalap, hal yang sama juga terjadi. Nah musim balap ini, duo pembalap itu bersama-sama dalam satu payung Honda Daya KYT Nissin Daytona IRC milik Rawal Lasut.
Wahyu yang didera cidera tangan, belum bisa berbuat banyak di kelas tersebut. Namun Gede Arya yang akrab disapa Ucil, menebar ancaman sejak free practice (FP) digelar.
Catatannya pada FP1, posisinya di urutan pertama. Lalu FP2 dan 3 urutan ke-2, itu yang membuat di race day Ucil start di grid pertama.
Penggunaan bahan bakar jenis Pertamax Plus, kompresi jadi 12,2 : 1
“Setingan motor berbeda jauh dengan waktu saya bisa podium 1 di trek Kenjeran, Jatim. Beruntung punya rekan 1 tim seperti Wahyu, yang setingan mesinnya sudah ketemu untuk Sirkuit Karting Sentul,” ujar pemilik nomor start 35 itu.
Memang untuk musim balap kali ini, Ucil dipaksa mengikuti karakter mesin setingan Kupret. Gaya rolling speed bawaan Ucil, mesti berubah untuk menghadapi karakter mesin yang dibuat kuat pada putaran mesin bawah.
“Pada musim balap sebelumnya, memang sudah ketemu setingan yang seperti itu dan ada hasilnya. Makanya musim ini setigan mesin mengacu pada data tahun lalu dan beberapa pengembangan,” terang Kupret.
Durasi noken as, tentunya yang jadi tumpuan ketika ingin menguatkan performa mesin di putaran bawah. Di bagian ini, Kupret memilih untuk mengoptimalkan angka durasi in 270° dan ex 268°.
Durasi noken as dibuat kecil, untuk trek Sirkuit Karting Sentul. CDI BRT masih jadi andalan Kupret di pengapian
Penggunaan bahan bakar Pertamax Plus, membuat perbandingan kompresinya enggak bisa dipatok pada angka tinggi. Kupret merasa bahwa angka perbandingan 12,2 : 1, sudah cukup untuk setingan mesinnya.
Beberapa part berlabel Daytona, juga ikut menyumbang keberhasilan. Salah satunya adalah part pompa oli yang paling rentan di motor balap Honda.
“Dulu-dulunya pakai pompa oli standar. Bisa dipakai, namun setiap habis event wajib ganti. Sekarang pakai pompa oli Daytona dan tahan lama,” katanya.
Kalau saja bukan karena kendala teknis, podium 1 bisa diraih Ucil pada seri pembuka Indoprix beberapa waktu lalu di Sirkuit Karting, Sentul. (motor.otomotifnet.com)
Data Modifikasi
Sok belakang: Daytona
Piston: Daytona
Knalpot: Daytona
Sasis: Custom by Daytona
Karburator: Mikuni TM24
Ban: FDR
Estimasi Biaya: FDR