Kali ini, dirinya mampu mewujudkan impian itu. Berbekal D-Tracker, justru kini malah beralih ke aspal. Bukan garuk tanah. Tapi, basis motornya saja yang trail. Konsepnya, kejar supermoto. Untuk membangun D-Tracker ini Anggoro sampai gelontorkan dana yang tak sedikit lho.
Wajar aja sih! Sebab, hampir semua barang yang diaplikasi cukup branded. Makanya, hasilnya juga makin maksimal. Misalnya, di bagian depan.
Sedangkan buat sektor belakang, Lery mengadopsi swing arm Suzuki DR. Dengan spek kaki-kaki itu, bukan hanya tubuh Anggoro yang punya tinggi badan 175 cm aja yang jinjit buat menopang motor. Tetapi dompetnya juga ikut jinjit. Wkwkwkw...
Dari ‘baju’ yang digunakan juga begitu. Makanya, wajar saja jika teman-teman di kantornya bertanya-tanya. Sebab, cover bodi yang dipakai adalah milik Honda CRF 150 tahun 2012.
Lalu untuk lapisan decals alias stikernya, pria yang tinggal di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat ini kudu menunggu satu bulan. “Sengaja saya pesan mulai dari grafis, hingga pemilihan warna hijau-hitam agar sesuai STNK,” beber Anggoro. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan: Battlax (BT92) 120/70-17
Ban belakang: Battlax (BT92) 140/70-17
Pelek: TK
Setang: Vortex
Chaos Custom: 0817-0089-400