Honda CBR 250R, Sedikit Sentuhan Engine

billy - Selasa, 16 April 2013 | 18:14 WIB

(billy - )


Maksimalisasi part standar, adalah point terpenting di motor Honda CBR 250R tim Honda Wahana Dunia Motor Federal Oil (HWDMFO). Pastinya, ketika bertarung di event Kejurnas 250 cc di salah satu event yang digelar di sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat beberapa waktu lalu.

“Penggunaan part standar ini, sekaligus menguji ketahanan dan kemampuan komponen bisa sampai dimana,” kata Jimmy S. Winata, selaku manajer tim HWDMFO.

Nyatanya, dengan aplikasi part standar, M. Dwi Satria yang rider HWDMFO bisa fight dengan lawan yang spek motornya lebih extreme. Bahkan, bisa finish diposisi dua. Catatan waktu terbaiknya tembus 1;47,626 detik. “Tapi, sebenarnya enggak standar tulen. Ada part standar yang juga diganti,” papar Jimmy.

Biasanya, untuk meringankan bobot motor mendekati regulasi yang 137 kg, salah satunya pilih pelek dengan bobot yang lebih ringan dari standar. Namun, Jimmy masih percayakan standar bawaan pabrik. “Untuk pengurangan bobot memang juga dilakukan. Namun hanya mencopot beberapa mounting yang tak terpakai. Footstep standar dan komponen ABS yang bisa capai 4 kg,” katanya.

Di bagian mesin ada sedikit sentuhan modifikasi. Namun hanya penyesuaian durasi kem yang diretouch. Durasi kem in-ex, dibikin jadi 270 derajat untuk mendorong klep in 30 mm dan ex 24 mm. Ukuran klep masih standar, padahal diregulasi bisa dinaikan sekitar 1 angka lagi. Untuk remaping semua komponen pendukung, Electronic Control Module (ECM) standar ditanggalkan dan diganti Avtech.

Untuk pemasukan bahan bakar, masih menggunakan injektor standar. Tapi, dibagian throttle body dipasangkan velocity stack yang berfungsi meningkatkan CFM dan gas speed. Sisa pembakaran dibuang menggunakan knalpot custom. “Urusan durabilitas engine ditunjang pemakaian radiator yang lebih besar. Radiator pakai kepunyaan Honda RS125,” tuturnya.

Agar motor bisa dikendalikan secara maksimal, bagian suspensi harus ikut dimaksimalkan mengikuti keinginan pembalap. Seperti sok bagian depan, dibikin naik-turun lambat. Caranya, lubang yang terdapat di sulingan sok dibikin lebih kecil. Sehingga naik-turun jadi lambat. Juga, didukung setingan pre-loader. Rear sok aplikasi aftermarket yang diseting oleh Showa. Hasilnya, M. Dwi Satria bisa lebih cepat keluar-masuk tiukngan.

“Bila part standar masih bisa mumpuni untuk balap, kenapa harus pakai yang aftermarket,” tegas Jimmy. (motor.otomotifnet.com)

DATA MODIFIKASI
Ban belakang: Pirelli 150/60-17
Ban depan: Pirelli 120/60-17
Kaliper: Nissin
Master rem: Brembo
Slang rem: Hell