Mulai dari setingan Electronic Control Unit (ECU) dari Vortex yang dibuat sesuai dengan karakter Denny. “Semburan bahan bakar sudah maksimal pada rpm tinggi. Jadi, enggak khawatir ketinggalan bejek gas saat keluar cepat di tikungan,” bilang pembalap berusia 24 tahun itu.
Ade Rahmat mekanik Astra Motor Racing Team (ART) menyebutkan, sebenarnya untuk seri terakhir kemarin juga setingan motor sama saja dengan seri sebelumnya.
Spek motor tidak ada yang diganti dari mulai seri ketiga, seperti klep in yang diganti 32 mm dan ex 26 mm. “Tapi, kemajuan kemampuan CBR 250R ini terus dilakukan dengan posisi riding pembalapnya juga,” jelasnya lagi.
Posisi riding yang diterapkan Denny juga sedikit beda dengan Wawan Hermawan, rekan setimnya. “Bagian tangki ditambahkan kondom dengan panjang 2,5 cm. Posisi duduk jadi agak ke belakang,”kata Ade.
Rebound sok belakang CBR 250R besutan Denny juga lebih mantap. Monosok Ohlins membantu meredam guncangan. “Pakai sok ini bikin nikung lebih anteng. Nggak terjadi sliding atau bumpy juga,” jelas Thomas William Hendrata, Racing Analyst ART.
Tim Astra Motor Racing Team (ART) pertama kali diperkenalkan awal Februari 2012. Disokong PT Astra International-Tbk -Honda Sales Operation(HSO).
Namun urusan balapan merek, tentu mendapat perhatian langsung dari PT AHM (Astra Honda Motor) yang dikomando Anggono Iriawan, Safety Riding dan Motorsport AHM.
Untuk hal ini ART bareng Star Racing tim. Star Racing dikomandoi Benny Djati Utomo sekarang sudah terbukti bisa membawa ART dan pembalapnya menjadi juara nasional 250 cc. (motorplus-online.com)