Test Upgrade Performa Honda CBR 250R, Pantang Lemot Di Bawah

billy - Senin, 1 April 2013 | 16:57 WIB

(billy - )

 
Ketika sedang asyik riding, Rafles yang pemilik Honda CBR 250R merasakan kekesalan cukup mendalam.
 
Itu karena pacuannya yang dalam kondisi standar, performanya dirasa masih kurang galak bila dibandingkan dengan rival head to head-nya yang tidak lain adalah Kawasaki New Ninja 250.

“Iya. Ketika berakselerasi bareng, tarikan bawah CBR 250R masih kurang nampol."
 
"Meski sesaat bisa berjalan seiring, tetapi setelah beberapa saat mulai ditinggalkan oleh Ninja,” keluh Rafles, yang bekerja sebagai penegak hukum di negara tercinta ini.

Untuk mengimbangi rivalnya itu, tentu doi harus tempuh upgrade dibagian mesin agar bisa berlari kencang.
 
Tapi, ubahan yang dilakukan enggak terlalu extreme sampai bore up pake piston extra gede segala!
 
Soalnya, motor sering dipakai buat ngantor dan harian juga. Ada beberapa bagian yang diupgrade, engine, kelistrikan dan gas buang.
 
Ngomongin engine. CBR 250R ini, klep dibikin buka-tutup lebih singkat dari standar. Caranya, sim yang merupakan bantalan antara pelatuk dan klep dibikin lebih tipis. Setelah ditipiskan dengan cara diampelas, ukuran sim klep in jadi 2,30 mm dan sim klep ex 1,65 mm.

“Standar sim in 2,83 mm dan sim ex 2,00 mm,” jelas Iwan Adriansyah, Chief mekanik Aerospeed 74 yang stay in Jl. H Nawi Raya No. 74, Jakarta Selatan.
Masih dibagian klep. Kerenggangan klep juga ikut diubah dari ukuran semula agar bisa mengejar klep in dan ex yang sudah dibikin buka-tutup lebih cepat.
 
“Kerenggangan klep dibikin in 0,10 mm dan ex 0,20 mm,” bilang Black sapaan akrab dari Iwan Adriansyah.

Enggak lupa, agar masukan-keluaran bahan bakar lancar bagain in dan ex tempuh jalan porting-polish. “Tetapi hanya sebatas menyempurnakan flow yang sudah ada,” paparnya.
 
Karena setingan seperti ini perlu pasokan bahan bakar yang sedikit lebih banyak, Electronic Control Module (ECM) harus dicangkoki Dynojet Fuel Controller (DFC).
 
Alat ini berfungsi sebagai pengatur pasokan bahan bakar yang disemburkan oleh injektor ke ruang bakar.
“Sistemnya sama seperti piggy back. Tapi, di DFC terdapat setingan manual untuk rpm bawah (low), tengah (mid) dan atas (high).
 
Untuk kali ini DFC di seting base 2, low 3, mid 3, dan high 4,” jelas Muhammad Iqbal, mekanik yang kebagian seting DFC. Untuk finishing touch, sisa gas buang dialirkan lewat knalpot aftermarket Termignoni.
 
Hasilnya, saat dilakukan uji dynotest, CBR 250R ini bisa menyemburkan power sebesar 23,93 dk/8.600 rpm dan torsi 21,87 Nm/7.400 rpm. Naik 2,05 dk dan 1,98 Nm dari standarnya yang hanya 21,87 dk dan 19,89 Nm.

“Hasilnya performa bawah-tengah-atas jadi ngisi, sudah saya test 200 meter tembus 100 km/jam. Walau enggak bisa ngejar New Ninja 250, setidaknya rpm bawah enggak lemot lagi,” puas Rafles. Mau bikin juga? Info lainnya monggo calling (021) 720-1190.

Power
Rpm   Standar Upgrade
4.500  9,82   11,00
5.000  11,93  13,46
5.500  14,40  15,13
6.000  16,76  17,51
6.500  17,71  19,47
7.000  18,85  21,02
7.500  20,70  22,72
8.000  21,43  23,41
8.500  21,58  23,71
9.000  21,11  22,74
9.500  21,10  22,74
10.000 20,65  21,85
10.500 18,74  19,79

Rpm    Standar Upgrade
4.500  15,53   17,38
5.000  16,99   19,17
5.500  18,68   19,63
6.000  19,89   20,78
6.500  19,42   21,34
7.000  19,18   21,38
7.500  19,61   21,54
8.000  19,08   20,83
8.500  18,10   19,89
9.000  16,70   17,99
9.500  15,73   17,06
10.000 14,70   15,56
10.500 12,75   13,46