Yuk melanjutkan ulasan komparasi Honda CB150R versus Yamaha New V-Ixion. Pada tulisan ketiga ini, riding position dan handling jadi topik utama. Meski punya desain yang serupa yaitu sport naked, tapi karakter berkendaranya berbeda.
Dari posisi duduknya saja, punya feeling yang berbeda. Ketika duduk di jok CB150R, setangnya terasa sedikit lebih tinggi dari New V-Ixion.
Tapi jangan bayangkan posisi duduknya tegak seperti naik New Mega Pro, tetap saja sedikit nunduk.
Tinggi jok CB150R sebenarnya tidak terlalu tinggi, tapi jadi kurang nyaman karena bentuk bagian belakang tangki terlalu lebar. Duduk harus lebih mengangkang dan bikin paha sedikit pegal.
Untung, joknya lumayan empuk dan punya bahan jok bertekstur kasar. Dengan jok ini duduk jadi tidak licin meski pakai celana kain sekalipun. Posisi foot step-nya masih oke untuk berkendara sehari-hari.
Sedang New V-Ixion punya setang lebih pendek. Meski pendek, posisi duduknya tetap nyaman karena badan seolah masuk ke dalam bodi.
Tangki dan joknya didesain enak dijepit. Paha tidak perlu terlalu ngangkang dan untuk rider 165 cm, kaki cukup jinjit sedikit saja.
Handling Beda Tipis Karakternya
Lanjut ke handling. Ketika berkendara di kemacetan, terasa kalau CB150R punya radius putar lebih sempit. Berkelok di jalanan sempit seperti di kemacetan jadi lebih mudah dilakukan.
Sedang New V-Ixion memang radius beloknya lebih lebar. Tapi tenang saja, untuk selap-selip di kemacetan tetap mudah kok.
Sedang untuk redaman suspensi, keduanya punya karakter yang berbeda. Sokbraker depan CB150R yang memiliki diameter 31 mm dan didukung konstruksi pro-link di suspensi monoshock-nya, sukses memberikan redaman yang baik. Khususnya ketika melaju di kecepatan tinggi.
Kiri pro-link Honda CB150R, kanan monocross New V-Ixion
CB150R memang cocok buat yang suka kencang. Suspensinya enggak terasa mengayun berlebih ketika menikung cepat. Padahal roda belakangnya hanya pakai pelek 2.50x17 dan ban 100/80-17.
Tapi urusan kenyamanan, suspensi New V-Ixion tetap lebih lembut dan nyaman. Sokbraker depannya yang memiliki diameter tabung 33 mm serta suspensi belakang monocross-nya memanjakan pengendaranya.
Buat melaju, New V-Ixion juga tergolong mantap dengan kaki-kaki lebar. Roda depannya dikawal pelek 2.15x17 dan ban 90/80-17 sedang yang belakang pakai pelek 3.50x17 dan ban 120/70-17. Sayangnya ketika belok kencang, roda belakang masih terasa mengayun.
Beda tipis karakternya! (motorplus-online.com)
Tapi jangan bayangkan posisi duduknya tegak seperti naik New Mega Pro, tetap saja sedikit nunduk.
Tinggi jok CB150R sebenarnya tidak terlalu tinggi, tapi jadi kurang nyaman karena bentuk bagian belakang tangki terlalu lebar. Duduk harus lebih mengangkang dan bikin paha sedikit pegal.
Untung, joknya lumayan empuk dan punya bahan jok bertekstur kasar. Dengan jok ini duduk jadi tidak licin meski pakai celana kain sekalipun. Posisi foot step-nya masih oke untuk berkendara sehari-hari.
Sedang New V-Ixion punya setang lebih pendek. Meski pendek, posisi duduknya tetap nyaman karena badan seolah masuk ke dalam bodi.
Tangki dan joknya didesain enak dijepit. Paha tidak perlu terlalu ngangkang dan untuk rider 165 cm, kaki cukup jinjit sedikit saja.
Handling Beda Tipis Karakternya
Lanjut ke handling. Ketika berkendara di kemacetan, terasa kalau CB150R punya radius putar lebih sempit. Berkelok di jalanan sempit seperti di kemacetan jadi lebih mudah dilakukan.
Sedang New V-Ixion memang radius beloknya lebih lebar. Tapi tenang saja, untuk selap-selip di kemacetan tetap mudah kok.
Sedang untuk redaman suspensi, keduanya punya karakter yang berbeda. Sokbraker depan CB150R yang memiliki diameter 31 mm dan didukung konstruksi pro-link di suspensi monoshock-nya, sukses memberikan redaman yang baik. Khususnya ketika melaju di kecepatan tinggi.
Tapi urusan kenyamanan, suspensi New V-Ixion tetap lebih lembut dan nyaman. Sokbraker depannya yang memiliki diameter tabung 33 mm serta suspensi belakang monocross-nya memanjakan pengendaranya.
Beda tipis karakternya! (motorplus-online.com)