Kalau bobot motor nambah dan mesin masih standar, sudah pasti mesin bekerja keras untuk mengimbanginya
Jakarta - Banyak para pecinta modif ekstrem dari pemilik motor dan builder yang ingin mengubah kaki-kaki jadi kekar sebagai syarat untuk kontes. Ditambah lagi nongolnya motor baru beraroma sport dari APM.Ini yang membuat para modifikator putar otak untuk mengganti kaki-kaki depan belakang.
Namun, terkadang pemilik motor hanya mengejar tampilan dan warna tanpa memikirkan kenyamanan.Menurut gosip yang beredar bahwa part aftermarket bisa bikin BBM jadi boros, karena beratnya melebihi komponen standar. Benar gak sih?
"Tergantung modelnya, kalau bikinan aftermarket yang enggak jelas mereknya, malah lebih berat dari orisinalnya motor.
Waspada pakai pelek racing karena bobotnya lebih berat
Kalau ada labelnya, beratnya kurang lebih sama dengan standar," ucap Bambang yang sudah pernah menggunakan part aftermarket hingga moge.Betul banget tuh, berat bisa mempengaruhi handling dan beban motor bertambah.
Kalau bobot motor nambah dan mesin masih standar, sudah pasti mesin kerja keras untuk mengimbanginya, bensin boros tapi akselerasinya nol.
Sok upside down aftermarket dari Thailand yang banyak diidolakan para builder. Karena bahan yang dipakai menggunakan bahan alumunium CNC, kurang lebih mendekati bawaan motor. Untuk standar di motor enggak lebih dari 10 kg, hanya beda nol koma dengan CNC.
Jangan salahin jarum bensin ngaco kalau pakai ban segede ini
"Masih bisa dimaklumi kalau perbedaaan enggak terlalu besar, enggak bikin boros. Asalkan tidak lebih dari empat kilo," jawab Edu dari toko Sinar Motor Sport, Ciledug.Sedangkan buat belakang, lengan ayun juga banyak impor Thailand, bahan yang digunakan sama. Malah model yang disuguhkan pun cukup menarik.
Masalah berat, sudah pasti tidak berbeda jauh dengan swing arm sebelum diganti.Terakhir pelek. Pelek jari-jari dari pabrikan berjenis bahan besi babet, sedangkan pelek variasi yang warna-warni berbahan alumunium. Perbedaan berat lebih ringan variasi dibanding pelek aslinya.
Bisa diakali dengan hugger atau cover swing arm, lebih murah dan ringan
Untuk lebar pelek variasi 2,5 inci hingga 3 inci tidak terlalu besar efek beratnya, sama seperti aslinya yang lebar 1.40 inci. Kebalikannya dari pelek jari-jari, pelek racing (casting wheel) versi aftermarket lebih berat karena bahannya. Kecuali bila comot dari pelek moge yang asli. • (otomotifnet.com)
Namun, terkadang pemilik motor hanya mengejar tampilan dan warna tanpa memikirkan kenyamanan.Menurut gosip yang beredar bahwa part aftermarket bisa bikin BBM jadi boros, karena beratnya melebihi komponen standar. Benar gak sih?
"Tergantung modelnya, kalau bikinan aftermarket yang enggak jelas mereknya, malah lebih berat dari orisinalnya motor.
Waspada pakai pelek racing karena bobotnya lebih berat
Kalau bobot motor nambah dan mesin masih standar, sudah pasti mesin kerja keras untuk mengimbanginya, bensin boros tapi akselerasinya nol.
Sok upside down aftermarket dari Thailand yang banyak diidolakan para builder. Karena bahan yang dipakai menggunakan bahan alumunium CNC, kurang lebih mendekati bawaan motor. Untuk standar di motor enggak lebih dari 10 kg, hanya beda nol koma dengan CNC.
Jangan salahin jarum bensin ngaco kalau pakai ban segede ini
Masalah berat, sudah pasti tidak berbeda jauh dengan swing arm sebelum diganti.Terakhir pelek. Pelek jari-jari dari pabrikan berjenis bahan besi babet, sedangkan pelek variasi yang warna-warni berbahan alumunium. Perbedaan berat lebih ringan variasi dibanding pelek aslinya.
Bisa diakali dengan hugger atau cover swing arm, lebih murah dan ringan