Coba Tiga Part Upgrade Performa Honda New Vario FI, Ini Hasilnya!

Dimas Pradopo - Senin, 5 Mei 2014 | 08:59 WIB

(Dimas Pradopo - )


 
“Lantaran basis mesinnya sama dengan Honda BeAT, otomatis part pendongkrak performanya juga tak jauh beda”

Jakarta - Beberapa waktu lalu, PT Astra Honda Motor (AHM) resmi meluncurkan matik anyarnya, yakni Honda Vario FI. Lantaran basis mesinnya sama dengan saudaranya Honda BeAT FI, otomatis part pendongkrak performanya juga tak jauh beda dan sudah bisa ditebus di pasaran.

Beberapa peranti yang dimaksud antara lain knalpot free flow berlabel R9, koil Protec dan ECU aRacer RC Mini. Ketiganya tinggal plug and play alias PnP.
Koil Protec
Peranti berwarna abu-abu ini mengusung sistem TCI (Transistor Controlled Ignition), sehingga bisa diaplikasi pada motor-motor yang memakai otak pengapian TCI maupun yang berteknologi injeksi. Harganya Rp 195 ribu. “Pemasangannya sama dengan koil standarnya. Posisinya di balik bodi kanan, dekat rangka,” ujar Krisna, empunya XO Motosport di Jl. Panjang No. 39, Pos Pengumben, Jakbar.
Knalpot R9
Selanjutnya agar performa makin optimal, aplikasi knalpot free flow berlabel R9 seharga Rp 800 ribu. “Berbahan full stainlees steel dengan silencer warna pelangi. Bentuknya sama persis dengan knalpot BeAT FI. Jadi tinggal pasang, tanpa ada ubahan,” ujar Juny, dari Pro SE Racing Sport di Jl. Kebon Jeruk III No.82, Jakbar.
ECU aRacer
Khusus Anda yang berkantong tebal dan pengin ganti ECU orisinalnya dengan versi aftermarket, bisa jajal ECU aRacer RC Mini ini. Banderol harganya Rp 2,6 juta. “Pemasangannya tinggal colok, menggantikan ECU orisinalnya. Dilengkapi switch map adjuster, sehingga bisa disetel sesuai keinginan. Ada 8 map yang bisa diseting,” ujar Freddy A. Gautama, empunya bengkel Ultraspeed Racing (USR) di Jl. Panjang No.1 Kebon Jeruk, Jakbar.

Pengetesan
Nah biar ada gambaran seberapa besar pengaruhnya terhadap performa tunggangan, dijajal langsung pada Vario 110 FI milik AHM yang masih standar ting-ting. Dites pakai mesin dynamometer DYNOmite milik USR. Kondisi standar, power maksimalnya 7,457 dk/7.600 rpm dan torsinya 7,638 Nm/6.000 rpm.

Nah setelah aplikasi ketiga peranti tersebut, power puncaknya menjadi 8,035 dk/7.100 rpm dan torsinya 8,976 Nm/6.400 rpm. Menandakan ada peningkatan power sebesar 0,578 dk dan torsinya 1,338 Nm.

Hasil tes dyno

Kesimpulan

Hasil tes menunjukkan bahwa peak power setelah upgrade, lebih cepat dibanding standarnya. Power puncak kondisi standar diperoleh pada putaran mesin 7.600 rpm, sedangkan setelah upgrade pada 7.100 rpm. Hal ini sekaligus menandakan bahwa di putaran bawah, mesin lebih responsif. Lalu limiter setelah upgrade lebih lama, yakni di putaran mesin 9.900 rpm (kondisi standar mentok di 9.300 rpm. (motor.otomotifnet.com)

Hasil tes dyno
Standar

Power: 7,457 dk/7.600 rpm       
Torsi: 7,638 Nm/6.000 rpm

Up Grade           
Standar: 8,035 dk/7.100 rpm       
Torsi: 8,976 Nm/6.400 rpm

XO Motosport  : 021-92988876
Pro SE Racing Sport : 021-62201684
Ultraspeed Racing  : 021-53665127/0817858080