Yamaha X-Ride Pasang Knalpot Kawasaki KLX150, Performa Yahud!

Dimas Pradopo - Sabtu, 26 April 2014 | 09:05 WIB

(Dimas Pradopo - )


Knalpot copotan KLX150 mesti di-custom biar duduk manis di X-Ride

Jakarta - Walau di pasaran sudah beredar beberapa knalpot aftermarket Yamaha X-Ride seperti CLD dan WRX, namun Fauzi Ishak, belum tertarik meminangnya. Pembesut X-Ride lansiran 2013 ini justru kesengsem dengan knalpot copotan Kawasaki KLX 150 (custom).

"Intinya pengin tampil beda, karena bentuknya menarik serta klop dengan bodi X-Ride. Sedangkan urusan performa, juga enggak kedodoran, karena memang saya andalkan untuk adventure off-road," tukas warga Senen, Jakpus.

Bikin leher knalpot baru, menyesuaikan leher knalpot X-Ride

Namun agar knalpot KLX ini bisa duduk manis dan dongkrak performa X-Ride kesayangannya, tentu butuh penyesuaian. Yakni bikin leher knalpot baru dan bobok jeroan silencer-nya. "Total biayanya habis sekitar Rp 650 ribu," imbuh pria usia 30 tahun.

Nah untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya pada tunggangan Ishak yang sudah bergaya adventure serta sudah mengandalkan pelek jari-jari dengan ban model tahu, dites menggunakan Dyno Jet tipe 250i.

X-Ride dites meggunakan mesin dyno,Untuk mengetahui kondisi campuran bensin, dicolok sensor AFR

Kondisi standar, power puncaknya 5,69 dk/7.300 rpm dan torsinya 5,57 Nm/7.300 rpm. Setelah aplikasi knalpot KLX custom power maksimalnya 5,89 dk/7.600 rpm dan torsi puncak 5,55 Nm/7.600 rpm. Menandakan ada kenaikan power 0,2 dk tapi torsinya turun 0,02 Nm.

Grafik hasil dyno. Penambahan power belum signifikan karena belum aplikasi piggyback

Kemudian saat lubang knalpot dicolok pakai sensor AFR (air fuel ratio), data menunjukkan bahwa campuran bahan bakarnya sedikit agak kering, yakni di angka 13,8 : 1. Sedangkan untuk performa kisaran 13- 13,5:1.

"Dari hasil pengujian, performanya tercatat kurang signifikan karena belum aplikasi piggyback untuk optimalkan settingan. Tapi kondisi di lapangan (trek adventure), penambahan performanya cukup terasa, pasalnya tunggangan makin responsif dan lebih mudah diajak naik turun pegunungan dibanding standarnya," tutup Ishak. (motor.otomotifnet.com)