“Tarikan berasa lebih cepat dan enggak ada limiter,” ujar Mujib, operator dyno UR. Pantes rpm bisa sampai mentok (gbr.3)!
Lanjut ganti knalpot CLD (gbr.4), tentu saja CDI colok aslinya dulu. Jadi berapa? Wuih kenaikan lumayan drastis nih, tenaga jadi 14,79 dk/10.000 rpm dan torsi 10,89 Nm/8.400 rpm.
Terakhir dikombinasikan knalpot CLD dan CDI BRT. Wow tanpa ubahan lain tenaga naik jadi 14,97 dk/10.100 rpm dan torsi 11,21 Nm/8.300 rpm atau sebesar 1,52 dk dan 0,6 nm.
Lanjut ganti knalpot CLD (gbr.4), tentu saja CDI colok aslinya dulu. Jadi berapa? Wuih kenaikan lumayan drastis nih, tenaga jadi 14,79 dk/10.000 rpm dan torsi 10,89 Nm/8.400 rpm.
Terakhir dikombinasikan knalpot CLD dan CDI BRT. Wow tanpa ubahan lain tenaga naik jadi 14,97 dk/10.100 rpm dan torsi 11,21 Nm/8.300 rpm atau sebesar 1,52 dk dan 0,6 nm.
Namun angka ini bisa lebih tinggi kalau karbu diseting ulang, “Mestinya naikin spuyer,” saran Dodo Zulianto, bos Dodo Sport Racing pemilik merek CLD. (motor.otomotifnet.com)