Setiap komponen punya peran masing-masing, sampai yang terkecil
Jakarta - Penyumbang stabilitas dalam berkendara, selain rancangan sasis yang bagus, juga harus didukung sokbreker yang mampu meredam guncangan secara maksimal.
Sesuai nama aslinya shock absorber (sokbreker), komponen ini fungsinya sebagai peredam kejut sehingga motor stabil dan pengendara merasa nyaman.
Pada ulasan kali ini, khusus kita bahas sokbreker belakang dalam artikel berseri.
Pada ulasan kali ini, khusus kita bahas sokbreker belakang dalam artikel berseri.
Dibahas dari komponen apa saja di dalamnya, istilah-istilah dalam sokbreker, cara kerja, tipe, konstruksi lengan ayun dan cara penyetelan. Cekidot bro!
Komponen
Ngomongin komponen, sokbreker terdiri dari banyak bagian pendukung.
Komponen
Ngomongin komponen, sokbreker terdiri dari banyak bagian pendukung.
Namun secara garis besar peredam kejut standar terdiri dari; pertama eye karena bentuknya mirip mata atau kita biasa menyebut anting, kedua ada spring atau per, ketiga batang sok atau biasa disebut as sokbreker, keempat ada piston yang dilengkapi dengan ring untuk mengatur kompresi, kelima ada dumper untuk meredam saat sokbreker bekerja maksimal, keenam tabung, ketujuh ada oli/gas untuk membantu memberikan peredaman.
“Pakainya oli khusus yang enggak sama dengan oli mesin. Pasalnya butuh oli yang enggak banyak mengeluarkan buih saat sok bekerja. Bila buih terlalu banyak, kinerja sok enggak maksimal,” terang Juffry Willard, Research & Developmet TDR Center selaku distributor sokbreker YSS di Indonesia.
Konstruksi
Pada motor, jamak ditemukan pemakaian sokbreker double, seperti pada Honda Supra dan monosok seperti di Yamaha MX King 150. Keduanya tentu punya beberapa perbedaan karakter, terutama dari sisi per atau spring.
Pada motor yang menggunakan monosok, per dirancang lebih keras dibanding per sok pada motor yang menggunakan double sok. Hal ini karena per ini kinerjanya lebih berat lantaran menahan beban sendirian.
Sebaliknya, kalau motor yang menggunakan dua sok, per sok-nya dirancang lebih empuk lantaran kinerjanya lebih ringan dibanding sok tunggal. Hal ini karena untuk menahan beban, dilakukan berdua (dua sok).
Pakai link, redaman lebih soft karena lewat beberapa tahap
Sementara itu pada sokbreker monosok, dijumpai mounting tipe konvensional dan pakai link. Model pertama seperti di Kawasaki Ninja 150RR, sedang kedua pada Honda CBR250R. Apa kelebihan masing-masing?
“Pakai link seperti CBR yang model pro-link membuat peredaman lebih baik dan lebih stabil di kecepatan tinggi,” ujar Sriyono, Technical Service Division PT Astra Honda Motor. Namun konstruksi ini membutuhkan komponen lebih banyak, sehingga perawatan lebih rumit.
Sementara model konvensional redaman tak sebaik pakai link, namun konstruksi lebih sederhana, sehingga perawatan lebih simpel. (otomotifnet.com)
“Pakainya oli khusus yang enggak sama dengan oli mesin. Pasalnya butuh oli yang enggak banyak mengeluarkan buih saat sok bekerja. Bila buih terlalu banyak, kinerja sok enggak maksimal,” terang Juffry Willard, Research & Developmet TDR Center selaku distributor sokbreker YSS di Indonesia.
Konstruksi
Pada motor, jamak ditemukan pemakaian sokbreker double, seperti pada Honda Supra dan monosok seperti di Yamaha MX King 150. Keduanya tentu punya beberapa perbedaan karakter, terutama dari sisi per atau spring.
Pada motor yang menggunakan monosok, per dirancang lebih keras dibanding per sok pada motor yang menggunakan double sok. Hal ini karena per ini kinerjanya lebih berat lantaran menahan beban sendirian.
Sebaliknya, kalau motor yang menggunakan dua sok, per sok-nya dirancang lebih empuk lantaran kinerjanya lebih ringan dibanding sok tunggal. Hal ini karena untuk menahan beban, dilakukan berdua (dua sok).
Pakai link, redaman lebih soft karena lewat beberapa tahap
“Pakai link seperti CBR yang model pro-link membuat peredaman lebih baik dan lebih stabil di kecepatan tinggi,” ujar Sriyono, Technical Service Division PT Astra Honda Motor. Namun konstruksi ini membutuhkan komponen lebih banyak, sehingga perawatan lebih rumit.
Sementara model konvensional redaman tak sebaik pakai link, namun konstruksi lebih sederhana, sehingga perawatan lebih simpel. (otomotifnet.com)