Dari berkembangnya industri sepeda motor di tanah air, AISI memperkirakan pemasukan untuk pemerintah lewat pajak dari sepeda motor mencapai lebih dari 7,5 Triliun setahunnya.
"Kalau PPN 10 persen dari total transaksi senilai Rp 75 triliun dalam satu tahun, artinya minimal ada sekitar Rp 7,5 triliun menjadi pemasukan pemerintah," ungkap Gunadi Sindhuwinata, Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).
"Itu belum termasuk pendapatan daerah yang tergantung dari pajak kendaraan bermotor. Sedang untuk bea masuk kecil sekali, karena komponen import dari sepeda motor yang diproduksi AISI hanya sekitar 15 persen saja," sambungnya.
Selain itu, pajak penghasilan dari pekerja pabrik hingga pekerja diseluruh sektor yang begantung pada industri sepeda motor juga sangat tinggi. Misalnya PPh 21 untuk income tenaga kerja, PPh 25 untuk profit perusahaan, dan BBNKB.
Menurut Johanes Loman, wakil ketua AISI yang juga menjabat sebagai Executive Vice President Director PT Astra Honda Motor (AHM), totalnya ada lebih dari 2 ribu orang yang hidupnya bergantung pada industri sepeda motor.
"Mulai dari pekerja pabrik, vendor pemasok komponen maupun industri pembiayaan dan sub-contractor dari hulu hingga ke hilir," jelasnya.
“Jika dihitung dengan anggota keluarga yang ditanggung setiap pekerja, jumlah orang yang bergantung dengan industri sepeda motor tidak kurang dari 6 juta orang,” kata Loman dihadapan wartawan siang tadi (21/2).
"Karena itu, sebagai pelaku industri, kami sangat berharap iklim bisnis tetap kondusif dan pemerintah terus mendukung industri ini dengan kebijakan-kebijakan yang mendorong pertumbuhan di sektor ini," ujar Gunadi disela diskusi menyambut ulang tahun AISI yang ke 42 tahun ini. (motorplus-online.com)