Honda C50 injeksi. Masuk Indonesia?
Tapi, kalau diperhatikan dari semua pabrikan motor, mengeluarkan varian retro klasik mempunyai satu kesamaan. Yaitu, sama-sama pakai motor berbasis skubek yang matik itu. Tidak satupun yang meluncurkan retro berbasis bebek.
Memang saat ini matik masih memimpin penjualan. Tapi, booming matik baru tiga tahun belakangan. Sebelumnya, semua pabrikan mengandalkan motor bebek sebagai tulang punggung penjualan. Honda dengan line up Astrea dan Supra, Yamaha dengan Jupiter Series, lalu Suzuki dengan Shogun dan Kawasaki sempat berjaya bersama Kaze.
Selain itu, pasar motor bebek juga masih besar. Data Asosiasi Industri Sepeda Moto Indonesia (AISI) Januari 2012 total penjulan motor 658.688 unit. Pasar bebek ada di angka 292.197 unit atau 42,61 % dari total market. Sedang matik pimpin penjualan dengan 339.393 unit atau 49,50%. Artinya, beda pasar matik dan bebek hanya terpaut 7 % saja.
Dengan data ini, mestinya pasar bebek retro masih sangat memungkinkan digarap. Apalagi beberapa pabrikan sudah mempunyai line up produk ini. Hanya saja belum masuk ke Indonesia. Honda misalnya. Mempunyai Honda C50 yang juga sudah adopsi sistem injeksi.
“Pasar motor bebek memang masih besar. Tapi cenderung menurun. Sebaliknya matik semakin membesar. Itulah yang membuat kita berani mengeluarkan motor dengan segement retro. Untuk mengeluarkan retro bebek, masih sangat berisiko,” tegas Agustinus Indraputra, GM Marketing Planning & Analysis PT Astra Honda Motor (AHM).
Saat AHM mendatangkan Scoopy sebetulnya bukan tanpa risiko. Karena, saat itu semua motor matik berlomba menuju matik canggih dan futuristik. Eh Honda malah hadirkan retro. “Tapi, risiko itu makin mengecil setelah kita bikin riset, bahwa market di segmen bisa digarap,” tambah pria berkumis tipis ini.
Yamaha, yang terkenal agresif juga masih belum menampakkan sinyal. Harus diakui Yamaha berani mengambil risiko memasukkan Nouvo dan Mio saat pabrikan lain sibuk menggarap motor bebek.
“Secara pribadi, saya suka bebek retro. Tapi, bicara pasar, Yamaha belum terbersit bermain di segmen itu sampai akhir 2012. Tapi, segala sesuatu pasti berubah dan bisa terjadi. Semua tergantung dari market,” tegas Eko Prabowo, GM Marketing dan Promosi PT Yamaha Indoesia Motor Manufacturing (YIMM). Siapa berani duluan?
Booming Retro Motor sport
Di Jepang sono, motor sport jenis retro lebih booming dibanding jenis matik. Hampir semua pabrikan motor menggarap segment ini. Khususnya di kelas mesin 250cc.
Sebut saja Yamaha dengan SR250. Honda CB220, Suzuki TU 250 dan Kawasaki BJ250 Estrella. Khusus Kawasaki malah pernah didaulat pamer di Jakarta Motor Show beberapa tahun lalu.
Bahkan, beberapa bulan lalu pihak Kawasaki sempat menyambangi komunitas dan builder beraliran klasik. “Masih dalam tahap riset pasar. Apakah retro klasik jenis sport diminati biker Indonesia,” tegas Yusuke Shimada, Assistant General Manager, Marketing Division PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI).
Bagi KMI tidak susah datangkan BJ250. Karena biasa main di kelas premium. Soal maintenance nggak usah khawatir, karena mesin berbasis Ninja 250R. (motorplus-online.com)