Memenuhi kebutuhan itu, Rangga, panggilan akrabnya di GranMax Luxio Club Indonesia (MAXXIO), menerapkan konsep Toyota Alphard versi rumah modifikasi Wald.
Ubahan difokuskan pada pemakaian body kit dan permainan wide body. Namun dalam menerapkan tidak semudah dibayangkan. "Gril saja sampai tiga kali ganti model, hingga akhirnya ketemu yang cocok," jelasnya.
Diputuskan pakai pelek 19 inci merek SSW Stamford. Tidak mengubah PCD alias tetap 5x114,3. Namun harus pakai ukuran ban belang. Depan pakai GT Radial Champiro HPY 225/35/ZR19, belakang 235/35ZR19.
Kalau pakai spek ban sama, yang depan akan terlalu keluar dari bodi. Resiko lain, ban depan bakal mentok dinding dalam sepatbor.
"Selama ini aman-aman saja. Terpenting waspada jika ada jalan berlubang. Juga atur jarak pengereman, jangan terlalu dekat. Karena dengan pemakaian roda besar, jarak pengereman otomatis lebih berkurang,”tutur warga Ciracas, Jaktim ini.
Sang anak, Lukman Oziel Adiputra kian merasa nyaman ketika diajak pergi, berkat pemakaian bahan semikulit pada jok. Plus, tambahan arm rest pada jok tengah. Begitupun ketika dipasangkan moonroof Camry Hybrid Q, sehingga Oziel dan ibunya bisa melihat pemandangan di luar ketika bepergian di malam hari.
Anaknya pun kian menyukai mobil yang sering dipakai di waktu akhir pekan ini. "Ayah..ayah.. Mobil ayah mana?" ujar Rangga menirukan ucapan anaknya jika mobil kesayangannya dipinjam. (mobil.otomotifnet.com)
MASIH ADA PE-ER
Memanjakan anak juga diikuti pemasangan sistem audio. Rangga mengganti head unit dengan double DIN merek Pioneer AVH 1450. "Head unit tipe ini banyak dipakai temen-temen di MAXXIO," urainya. Layar sentuhnya juga menampilkan area belakang saat parkir karena Rangga memasang kamera mundur.
Sistem audio ditopang speaker JBL GT-6 split di depan dan belakang JBL GT. Subwoofernya Zeus Hifonics 12" plus dukungan power ampli Monoblock Rockford Fosgate bd1000 4-channel dan capasitor bank PC 1.000.000 XTR Power Cap.
Rangga merasa masih ada pe-er untuk anaknya, yaitu memasang monitor di head rest. Sebab sang istri juga protes kalau pasang monitor di plafon melihatnya harus mendangakkan kepala.