Masih Dipakai Ibunda, Kijang Innova G Drag Race Terpaksa Dijinakkan

Billy,Otomotifnet - Sabtu, 22 Desember 2012 | 11:05 WIB

Toyota Innova G A/T 2010, 14 Detik Dari Sahabat (Billy,Otomotifnet - )

Otomotifnet.com - Kawan lama dengan pemilik bengkel pasti bikin enggak betah melihat kondisi mobil standar.

Bukan kebetulan pula kalau tunggangan sehari-hari sejenis dengan unit yang sering dijadikan andalan di ajang balap drag.

Alhasil, Toyota Kijang Innova diesel G A/T milik Christian Ratulangi pun langsung naik step upgrade berkat tangan dingin Theodorus ‘Teddy' Suryajaya, pemilik bengkel Rev Engineering di Jl. Arteri Kedoya, Jakbar.

"Temanan dari waktu kuliah di Australia, kebetulan juga bengkel dan rumah dekat banget, jadi keterusan deh," ungkap Chris, panggilan akrab Christian.
 
Padahal, sehari-hari masih ada ibunda tersayang yang suka pakai.
 
Solusinya, mesti dibuat bagaimana caranya agar Innova tak terlalu liar, walau turbo sudah ganti dan sanggup menembus angka 14,8 detik di Sentul lalu.

Tahap pertama, turbo asli dilungsurkan dan berganti oleh IHI TD04. Piping tentu dibuat baru demi menyesuaikan jalur, dan intercooler pakai kepunyaan Apexi.
 
Boost turbo disetel hingga 2,2 bar, sementara kalau untuk harian cukup di 1,6 bar.
 
Pengaturnya, piggyback ECU Shops dibantu boost controller juga dari ECU Shops yang diletakkan di laci depan.
 
"Enaknya, jadi tinggal matiin dari switch saja biar mobil enggak terlalu liar. Aman dipakai harian,' kekeh pria berambut pendek ini.

Akibat turbo yang semakin besar, pastinya butuh suplai solar lebih banyak. Fuel pump ekstra keluaran Bosch dipakai untuk menyedot solar dari tangki.
 
Lalu ditampung di surge tank, sebelum dipompa menuju pompa common-rail yang telah dimodifikasi oleh Teddy, agar punya debit lebih besar.
 
Tak ketinggalan, sistem WMI (Water Methanol Injection) disemprot melalui dua buah nosel agar lebih mumpuni.
Tyo
Toyota Innova G A/T 2010, 14 Detik Dari Sahabat
Serunya ketika merakit transmisi. Masih pakai girbok otomatis bawaan Innova, tapi jeroannya ganti pakai Transgo. "Jadi, jalur oli dan bola penyumbatnya diganti supaya bisa menyalurkan tenaga mesin tapi enggak bikin selip," papar Chris.

Maka dari itu, dicoba di trek pendek seputaran kantor, sang Innova terasa seperti menggunakan transmisi dengan kopling ganda.
 
Putaran mesin terlihat naik terus dan tidak turun terlalu jauh ketika pindah gigi. Apalagi, perbandingan final gear juga sudah dibuat agar cocok dengan transmisi baru yang lebih powerful.

Hasilnya, besaran tenaga mesin jadi seperti overpower walau Chris sudah menggunakan ban ukuran 245/45-R18.
 
"Jadi, kalau mau turun mesti pakai Toyo 275/30-R18 biar enggak terlalu banyak spin," ungkap pria yang masih melajang ini.

Pengaruhnya tentu ke catatan waktu. Pakai ban 245 hanya bisa mendapatkan waktu terbaik 16 detik, sementara begitu pakai ban 275, mencari 14 detik masih terkejar.