First Drive Karimun Wagon R AGS, Makin Fun to Drive!

Jumat, 8 Mei 2015 | 13:05 WIB


Jakarta - Sebenarnya, sedari awal lahir 2013 lalu, Suzuki Karimun Wagon R sudah menjelma sebagai salah satu mobil murah LCGC yang asik untuk dikendarai, karena mesin yang responsif, handling yang lincah dan tentu saja irit bahan bakar.

Lalu, hadirlah Karimun Wagon R versi transmisi Auto Gear Shift (AGS). Transmisi baru ini memungkinkan pengendara untuk memilih berkendara dengan transmisi manual atau otomatis. Bagaimana rasanya transmisi AGS terbaru dari Suzuki?

"Sekilas tidak ada bedanya dengan transmisi otomatis pada umumnya, tapi ini adalah transmisi manual yang dijadikan matik. Pokoknya silakan mencoba beda dan rasanya," cetus Deputy Managing Director PT Suzuki Indomobil Sales, Davy Jeffry Tuilan, disela test drive Karimun Wagon R AGS (7/5).

Langsung saja OTOMOTIFNET membuka pintunya dan duduk di kursi pengemudi. Sama sekali tidak ada pembeda dengan varian manual sebelumnya. Hanya tuas transmisi kini sudah otomatis, pada indikatornya tertera R, N, D dan disebelah kiri ada M - +. 

Ketika kaki kiri selonjoran, tidak teraba pedal kopling, karena kini peran kopling sudah diganti secara digital. Kemudian, pada meter cluster ada indikator posisi gigi, panduan perpindahan gigi ketika memilih mode transmisi manual. Selain itu, tidak ada perbedaan.

Oiya, sebelum menyalakan mesin jangan lupa injak pedal rem ya. Karena kalau lupa menginjak rem, transmisinya tidak akan mau pindah dari posisi netral (N), meski tuas rem digeser-geser. Salah satu aspek keselamatan yang diterapkan Suzuki pada transmisi AGS ini.

OTOMOTIFNET sempat deg-degan ketika hendak melajukan Karimun Wagon R AGS, apalagi setelah Riecky Patrayudha, Service Assistant Departement Head of Aftersales PT Suzuki Indomobil Sales, mengimbau penggunaan transmisi ini tetap membutuhkan adaptasi pengemudi terlebih dahulu, agar tidak canggung saat dikemudikan.

"Terutama bagi yang pertamakali menggunakan transmisi ini memang agak berbeda, tapi dengan sedikit adaptasi akan terbiasa," ungkap Riecky.

Tapi ternyata, tidak butuh waktu lama bagi OTOMOTIFNET untuk terbiasa dengan transmisi AGS ini. Bahkan, ketika mobil sudah berjalan, sekilas rasanya sama saja dengan transmisi matik pada umumnya, khususnya transmisi matik yang mengusung tiptronic.

Namun, semakin Karimun Wagon R AGS ini diajak berjalan, semakin banyak sensasi yang didapat OTOMOTIFNET bersama transmisi AGS. Akselarasi yang dirasakan tetap responsif, baik pada saat memilih posisi D ataupun M (Manual).


Sensasi Menggunakan Transmisi Otomatis

Pada posisi D, meskipun proses perpindahan gigi terbilang lembut dan minim hentakan, namun jeda perpindahan antar gigi terlalu lama sekitar 1 detik. Sehingga, wajar kalau rasanya seperti terjadi kekosongan tenaga, dan putaran mesin pun pastinya drop. Sedikit mengganggu sih pada awalnya, tapi lama-lama juga terbiasa kok.

Memang enaknya sih berkendara normal yang santai, sehingga sensasi berkendara sangat mirip dengan transmisi otomatis pada umumnya. Mobil tetap berjalan meskipun tidak menginjak pedal gas. 

Sayangnya, konsumsi bbm bakal boros nih kalau cara mengemudinya agresif, alias gas spontan dan stop and go. Sebab, ketika pedal gas diinjak spontan dan dalam, mesin langsung teriak dan baru terjadi perpindahan gigi pada putaran mesin 6.000 RPM.

Hal tersebut wajar, namanya juga mesin kecil. Bermodalkan mesin 998 cc 3 silinder dengan torsi 90 Nm, guna mengail tenaga sudah pasti mesin bakal dibuat teriak di RPM tinggi. Tapi setelah itu, dikemudikan sampai 120 kmj juga tetap oke diladeni mesinnya.


Transmisi Manual Tetap Berperan Penting

Transmisi AGS ini bisa dibilang langkah cerdas Suzuki mengantisipasi kenyamanan dan kesenangan berkendara mobil bermesin kecil agar tetap tidak kehilangan tenaga. Kalau macet memang asik pake transmisi otomatis, tapi tetap saja ketika mobil melaju, peran transmisi manual tetap penting.

Sebab apa? dengan mesin kecil, Karimun Wagon R AGS membutuhkan tenaga dan respon lebih saat hendak berakselarasi. Disini transmisi manual sangat membantu. Sambil mobil tetap berjalan, pindahkan tuas transmisi ke kiri pada posisi M, maka silakan atur sendiri perpindahan giginya. Karimun Wagon R AGS pun tetap bisa ngacir.

Namun ada tapinya nih. Perpindahan gigipada posisi M (manual) memang hanya tinggal menggeser tuas ke bawah untuk menaikkan gigi dan ke atas untuk menurunkan gigi. Nah, respon dari transmisinya memang cukup baik, tapi tetap masih agak lambat.

Oiya, kalau belum sesuai dengan putaran mesin, transmisi ini belum mau berpindah ke gigi yang lebih tinggi meskipun kita sudah menggeser tuas transmisi. Paling, indikator posisi gigi pada meter cluster hanya berkedip-kedip, tanda perpindahan gigi belum sesuai dengan putaran mesin.

Tapi, kalau proses deselarasi, perpindahan gigi dari tinggi ke rendah terbilang lumayan baik dan transmisi AGS cukup pintar mengatur perpindahan giginya. Engine brake tetap terasa layaknya transmisi manual, namun penurunan gigi hampir tidak terasa dan terjadi secara otomatis meski sedang dalam mode manual.

Secara umum, Suzuki Karimun Wagon R AGS cukup berhasil menawarkan kesenangan berkendara lebih dengan adanya transmisi AGS ini. Meski pada permulaan tetap membutuhkan adaptasi untuk menggunakannya, namun pada akhirnya kesenangan juga yang didapat. Kaki kiri bebas pegal, akselarasi tetap responsif dan konsumsi bbm irit. 

Satu catatan penting untuk Suzuki Karimun Wagon R AGS. Ketika dikemudikan pada kecepatan tinggi, mobil mulai terasa bergetar ketika jarum spidometer menunjuk angka 120 kpj. Tidak begitu mengganggu memang, namun getaran terasa mulai dari setir sampai kursi balakang. (otomotifnet.com)