Rute yang dipilih, melalui jalur Puncak, Cianjur, Padalarang lalu masuk tol sampai Cileunyi. Kondisi jalan naik-turun dilalui di kawasan Puncak, sedikit sulit dilakukan dengan metode eco driving, tapi itulah tantangannya.
Kondisi jalan yang berliku membuat March Nismo bekerja lebih berat, baik tenaga maupun suspensi. Namun March Nismo sepertinya tenang saja melenggang untuk menaklukkan tanjakan-turunan serta beberapa tikungan tajam di kawasan ini.
Sampai juga akhirnya di kota Bandung. Tapi disini hanya ‘numpang lewat’ saja. Sesampainya di daerah Cileunyi, sedikit meneruskan perjalanan hingga Jatinangor, Sumedang. Dari sana, barulah kembali lagi Jakarta melalui tol Cipularang.
Sebelum sampai Jakarta, berbelok ke arah waduk Jatiluhur, Purwakarta. Di waduk tersebut, numpang melakukan sesi foto March Nismo. Dari waduk Jatiluhur, lalu melanjutkan perjalanan ke Jakarta.
Namun, saat melintas di tol Cawang, odometer belum mendekati angka 1.000 km, sehingga harus meluncur lebih jauh lagi. Akhirnya, setelah menempuh 1 putaran di tol dalam kota, odometer pun menunjukan angka 1.000 km tepat di daerah Slipi.
Jarak 466,5 km di etape 3 ini berhasil dikumpulkan, kemudian mengisi bahan bakar kembali di jalan Panjang (SPBU yang sama, digunakan juga untuk mengisi bahan bakar etape 1 dan 2).
Bahan bakar yang dibutuhkan sebanyak 24,49 liter. Artinya, perbandingan konsumsi bahan bakar Nissan march Nismo ketika diajak keluar kota adalah 19,04 km/liter. (mobil.otomotifnet.com)