Jerman - Kala event ADAC (Allgemeiner Deutscher Automobil-Club e.V.) atau asosiasi otomotif di Jerman (3/7), berlangsung OTOMOTIF enggak hanya jajal kemampuan fitur safety ramuan ZF Friedrichshafen AG (ZF). Smart Urban Vehicle yang merupakan prototipe kendaraan masa kini, tak luput untuk dicoba.
Pengembangan yang dilakukan oleh ZF, melibatkan beberapa unit kendaraan. Dan tentunya masing-masingnya dipakai untuk mengembangkan fitur tertentu. • (otomotifnet.com)
Cloud Experience
Cloud berarti awan, namun ini bukan berarti pengalaman berkendara di awan. Fitur ini memungkinkan pengemudi untuk tidak menginjak pedal rem, walau saat menikung. Teknologi ini memiliki kemampuan membaca gaya berkendara yang kurang safety, terutama saat hendak melibas tikungan.
Gaya tersebut disimpan dalam bank data dan kemudian diproses untuk dapat output berkendara yang aman. Unit tes yang memiliki fitur ini adalah Stromos, dari pabrikan mobil listrik Jerman. Melihat desain bodinya, ini seperti Suzuki Splash. Sedikit tentang Stromos mampu mengeluarkan tenaga maksimum sampai 75 dk dan torsi puncak 140 Nm.
Digas pol, Stromos bisa ngacir dengan kecepatan maksimum 130 kpj. Tanpa mengaktifkan fitur ini, beberapa kali OTOMOTIF harus sedikit menginjak pedal rem saat hendak masuk tikungan. Dijajal dengan mengaktifkan fitur Cloud, unit tes secara otomatis mengkoreksi kecepatan yang aman saat hendak masuk tikungan (padahal pedal gas tetap diinjak dalam). Hebatnya, koreksi tersebut bisa langsung di-share oleh Cloud ke pengendara lain.
Electronic Twisted Beam
Seperti pada Opel Agila yang dipakai untuk mengembangkan fitur electronic Twisted Beam (eTB). ZF sudah memperkenalkan sejak 2014 silam. eTB merupakan perangkat yang terintegrasi dengan suspensi semi independen di bagian belakang. Dalaman dari eTB itu sendiri terdiri dari transmisi dan motor listrik.
Pengembangan eTB adalah untuk mengurangi bobot jadi lebih efisien. eTB yang dipasang ada 2 di belakang dan 1 di depan. Untuk yang terintegrasi secara sepasang (kiri dan kanan), masing-masingnya mampu mengeluarkan output 53 dk. Kalau yang dipasang single, maka power tertingginya bisa 120 dk.
Fungsi langsung di lapangan, bisa dirasakan saat melibas tikungan maupun trek lurus. Fitur eTB mampu mereduksi kemungkinan gejala understeer maupun oversteer. Pasalnya eTB bisa mendistribusikan kebutuhan tenaga maupun torsi dari masing-masing ban.
Saat melibas tikungan dengan kecepatan lebih kurang 40 kpj, enggak terasa bagian belakang mobil oleng akibat cengkraman ban belakang yang kurang. Ilustrasinya saat menikung ke kiri, eTB bekerja mengurangi power dan torsi ban sebelah kiri. Sebaliknya, penambahan torsi dan power dilakukan untuk ban bagian kanan.
Smart Parking Assist
Ada 2 hal penting pada pemasangan fitur ini, pertama adalah membuatnya mudah melakukan parkir secara paralel dan prosesnya tidak harus dilakukan di dalam kendaraan. Dengan 12 sensor ultrasonic yang ditempelkan pada beberapa bagian, unit tes akan membaca terlebih dahulu seberapa besar space yang tersedia.
Baru kemudian, secara otomatis unit tes menempati lokasi yang tadi sudah diukur. Enggak butuh space terlalu besar. Mepet dan asal muat sedikit lebih lebar dari bodi saja sudah cukup. Itu karena penggunaan sistem kemudi yang mampu membuat ban depan membelok sampai 75º.
Selain otomatis, juga bisa dilakukan manual, namun tetap no hand on steering. Perangkat smartphone maupun smartwatch, bisa diandalkan sebagai kontrol unit.