Belum Tentu Bermanfaat, Stabilizer Mobil Jangan Asal Pasang

Editor - Kamis, 10 April 2014 | 09:04 WIB

(Editor - )


Otomotifnet.com - Saat ini begitu mudah ditemui komponen peningkat kestabilan di pasaran. Beberapa diadopsi dari mobil-mobil balap.
 
Padahal, kalau ditelaah lebih jauh, bisa saja komponen tersebut justru tak diperlukan.
 
Hati-hati saat akan mengaplikasi, karena ada yang membantu kestabilan, tapi ada juga yang tidak.
 
Dua komponen yang paling banyak dipasang, yakni stabilizer belakang (sway bar) serta strut bar (gbr.1).

Komponen stabilizer belakang banyak dipasang terutama pada jenis van atau MPV. Seperti si kembar Avanza Xenia, APV, Kijang ataupun Luxio.

"Alat ini akan membatasi gerak dari gardan. Sehingga memang akan jadi lebih stabil, karena gardan tidak terlalu banyak bergerak. Biasanya memiliki batang yang cukup besar," sebut Doni Satrio pemilik bengkel DonSa Garage di Jl. Jombang Raya No.59, Bintaro.
 
Selain pada mobil tersebut, komponen ini juga kerap terpasang pada sedan atau hatchback.
 
Posisinya dibuat sedekat mungkin dengan sumbu roda (gbr.2).
 
Berbeda dengan van, swaybar pada sedan lebih untuk membatasi gerak bodi bagian belakang.

Selain itu, strutbar jadi komponen yang paling banyak diaplikasi. Bahkan pada mobil harian yang jarang ngebut.
 
Memang membuat tampang ruang mesin layaknya mobil balap. Namun belum tentu bermanfaat.

"Strut bar ini sebagai jembatan pembagi beban antara rumah sokbreker kanan dan kiri. Dengan pembagian tersebut, maka kinerja masing-masing akan sama rata"
 
"Kalau pembagian tidak rata, pada sebagian mobil handling jadi tidak enak," tambah Taqwa Surya Swasono pemilik bengkel Garden Speed di Cilandak, Jaksel.
 
Penempatannya dijadikan satu dengan baut dudukan sokbreker (gbr.3) .

Komponen ini juga menjaga gerak dari sokbreker itu sendiri. Jika tidak ‘ditekan' maka pergerakan sokbreker ketika bekerja lebih banyak.

Komponen lainnya, yakni front lower bar atau front member brace (gbr.4). Fungsinya sama seperti sway bar pada sedan.
 
Menjaga pergerakan bodi mobil bagian depan supaya tak terlalu banyak bergerak.

Sesungguhnya, bergunakah komponen-komponen tersebut?
 
"Pada mobil standar sebenarnya tidak perlu. Sebab pabrikan pasti sudah menghitung semuanya demi kenyamanan dipakai harian"
 
"Baik gerakan suspensi, kaki-kaki, bodi dan lainnya. Dengan penumpang terisi maupun tidak," sebut Taqwa.

Sementara itu menurut Doni, penggunaan peningkat kestabilan ini lebih cocok bagi mereka yang senang ngebut.
 
"Kalau masih perjalanan dalam kota sih, enggak terasa manfaatnya"
 
"Bahkan di jalan-jalan berlubang atau keriting, mobil justru jadi tidak enak. Sebab bodi terlalu rigid," tambah tuner yang juga rajin jadi ‘pilot' saat drifting dan speed off-road ini.

Pertimbangkan kembali jika benar-benar ingin pakai. Rute yang sering ditemui seperti apa, begitu juga dengan kecepatannya.
 
Jika masih berkutat di jalan dalam kota dengan kecepatan paling tinggi 60 km/jam, rasanya sih belum perlu.

Dengan komponen ini, bodi justru terasa lebih kaku dan di beberapa tipe bahkan cenderung sulit belok.