Pengecekkan Transmisi, Dengarkan Bunyi-Bunyi

billy - Selasa, 30 Juli 2013 | 08:04 WIB

(billy - )


Pengecekan transmisi wajib dilakukan, baik itu manual ataupun otomatis. Soalnya, jika kurang teliti di sektor penerus daya mesin ini, maka tidak menutup kemungkinan bakal menguras isi kantong. Padahal, caranya cukup mendengarkan bunyi-bunyian dari transmisi kok.

Untuk mobil manual, kerusakkan rata-rata seputar pelat kopling dan clutch release bearing atau yang biasa dikenal dengan sebutan dek laher. Untuk mendeteksi dek laher yang sudah rusak cukup hidupkan mesin dan dengar jika ada suara gemericik ketika pedal kopling tidak diinjak dan hilang ketika diinjak.

“Kalau untuk kondisi pelat kopling, baiknya dilakukan test drive, supaya ketahuan. Jika suara mesin sudah meraung tetapi kecepatan kendaraan lambat untuk bertambah maka hampir dapat dipastikan pelat kopling sudah selip,” terang Irawan Nursatya, tuner Inspiration Motorsport di daerah Jatibening, Bekasi.

Sedang untuk varian bertransmisi otomatis, pertama-tama cari lokasi dipstick ATF (Automatic Transmission Fluid) kemudian biarkan mobil dalam kondisi idle sekitar 10 menit serta siapkan kertas putih. Tarik dipstick ATF dan lihat level olinya harus berada di level hot, karena kondisi mesin dan transmisi sudah panas.

Kemudian oleskan ke kertas putih, lalu lihat dengan jeli warna oli ATF. Harus masih bening dan tidak mengandung gram besi. Oli baru biasa berwarna merah. Jika sudah dipakai, lama kelamaan berubah menjadi cokelat namun tidak boleh hitam. Cara yang sama dilakukan pada transmisi CVT.

Untuk memeriksa kondisi girboks otomotis konvensional harus dilakukan test drive. Pastikan posisi tuas persneling di posisi P (Park) kemudian starter mesin. Tunggu beberapa saat sampai idle menjadi normal (650-850 rpm). Lalu injak pedal rem dan tahan kemudian pindahkan tuas perseneling ke posisi R. Mobil harus terasa seperti bergerak ke belakang, tetapi gerakannya harus sangat halus dan nyaman.

Pindahkan juga ke berbagai posisi transmisi. Rasakan juga ketika D ke R, hitung jeda waktu setelah tuas perseneling masuk ke R. Jika lebih dari 1 detik baru dapat bergerak mundur, bisa jadi transmisi ada problem.

Langkah berikutnya coba pindahkan shifter ke posisi D lalu jalankan kira-kira 50-60 kpj secara halus dan rasakan perpindahan tiap gigi. Perpindahannya harus secara halus. Silahkan juga coba menu overdrive saat berlari sekitar 70-80 kpj di jalan yang datar. Tanpa menginjak pedal gas, tekan tombol overdrive OFF. “Seharusnya transmisi akan turun satu gigi,” terang Muhammad Jufri dari Dewi Motor di Bintaro Trade Center, Bintaro.

Untuk transmisi CVT, caranya hampir sama dengan AT konvensional. Namun lebih sederhana, karena CVT tidak ada perpindahan gigi. “Biasanya langsung ketahuan ketika masuk posisi D atau R, akan ada hentakan dan bunyi ‘greeeek’, tapi bisa juga salah satu,” sebut Rudy Solihin, pemilik Ramayana Motor di bilangan Kedoya, Jakbar.

Sistem tiptronic juga tidak haram dicoba, namun ketika memainkan tombol tidak akan terjadi bunyi. Biasanya, kalau terjadi masalah akan seperti gejala kopling selip di mobil manual. Jika sudah bersuara seperti itu dan terjadi hentakan, baiknya girboks di-overhaul. Soal harga pria yang tidak pelit ilmu ini mematok harga Rp 6 juta sampai Rp 10 juta tergantung tingkat kerusakan. (mobil.otomotifnet.com)