Spare Part After Market Transmisi Matik, Mengakali Budget Melambung

billy - Rabu, 1 Mei 2013 | 17:17 WIB

(billy - )


Sejak diperkenalkannya transmisi otomatis pada kendaraan bermotor, bisa dibilang sejak itu dunia terasa indah bagi para pengendaranya. Tapi begitu kena apes transmisi matiknya bermasalah, tinggal garuk-garuk kepala dan usap keringat deh lantaran biaya buat betulinnya tergolong lumayan menguras isi dompet.

Sebagai gambaran pernah dialami salah satu pembaca OTOMOTIF, sebut saja Emilia, pada Nissan Livina X-Gear 2008 yang transmisinya tiba-tiba enggak mau mundur. Saat dikonfirmasi ke bengkel resmi (beres), diestimasikan biaya perbaikan mencapai Rp 14 jutaan. Weeww..!!

Nah, pastinya kalau di beres akan memberikan solusi ganti part orisinil yang banderolnya tau sendiri kan. Padahal di luaran sana banyak pilihan part-part matik aftermarket yang bisa diaplikasi. Sehigga dapat menekan biaya.

“Ada beberapa produk yang sering dipakai, kayak merek Transtar dari Amerika, Bryco, Alto dan sebagainya. Kualitasnya cukup bagus kok,” papar Encik Mochammad Holil, punggawa Wani Matic di Perum. Pinang Griya Permai, Ciledug, Banten. Dan sudah pasti, harga lebih bersahabat.

Karena dari pengalaman Holil, sapaan akrabnya, tidak setiap kerusakan yang terjadi pada komponen matik, harus menggantinya dengan part genuine. Contohnya, ia dulu pernah menangani permasalahan pada cincin piston matik salah satu tipe mobil Peougeot.

“Karena terbuat dari bahan khusus semacam tevlon, namun berhubung sudah terjadi keausan, tidak bisa diganti pakai cincin piston asli. Saat saya akali pakai punya mobil lain, eh, masalah beres dan tidak ada komplain sampai sekarang. Dan partnya itu tidak harus produk genuine, bisa pakai aftermarket,” bilangnya.

Selain itu, lanjut Holil, pada beberapa merek mobil ada yang tidak merekomendasi untuk dilakukan perbaikan kala mengalami masalah pada transmisi matiknya. “Seperti BMW, Volvo, Audi dan sebagainya. Kalau di bengkel resminya biasanya kudu ganti utuh atau assy (berikut girboknya). Padahal sebenarnya bisa saja diperbaiki karena ada yang jual partnya,” yakinnya.

Misalnya produk Transtar, hampir semua merek dan tipe mobil yang dijual di Tanah Air, brand ini punya spare partnya. “Baik mobil Eropa, Amerika, Jepang, Korea, Cina dan lain-lain. Mulai kampas kopling, friction plate piston, piston, elektrikalnya, paking, bearing hingga sil-silnya kami punya,” aku Leonardo Lee, punggawa Euroline Auto selaku supplier Transtar di Indonesia yang beralamat di Jl. Karang Bolong Raya, Ancol, Jakut.

Tak cuma spare part, merek ini juga menyediakan komponen rekondisi yang isinya pakai part gress kayak converter. “Transtar setahu saja banyak menyuplai produk OEM. Karena vendornya banyak. Mereka hanya mengemas saja. Saya sering pakai kok. Merek Alto juga meski murah, terbilang lumayan,” tukas Holil. (mobil.otomotifnet.com)