Teknologi transmisi yang sedang hype di kalangan mobil Eropa seperti VW, Audi, Porsche, SEAT, Bugatti dan Skoda. Bahkan Porsche sudah mulai mengembangkan transmisi yang mengusung dual-clutch ini sejak 1980.
Sepintas DSG ini layaknya transmisi matik yang bisa melakukan perpindahan gigi secara otomatis. Hanya saja, trigger untuk melakukan perpindahan gigi bukan dari tekanan fluida seperti pada matik konvensional. Melainkan diatur secara elektronik yang terintegrasi dengan ECU (engine control unit).
Sama seperti matik hidraulis, DSG bisa dioperasikan full automatic atau semi-automatic (perpindahan gigi secara manual tanpa injak pedal kopling).
Untuk kebutuhan pengoperasian semi-otomatis ini, beberapa pabrikan menambahkan fitur paddle shift di setir untuk melakukan perpindahan gigi secara manual.
Prinsip kerjanya pun sedikit unik karena DSG merupakan perpaduan antara transmisi manual dan matik. Transmisi DSG dilengkapi 2 buah input shaft yang berarti mengusung dua buah pelat kopling. Sangat berbeda dengan manual atau automatic transmision konvensional yang hanya dilengkapi satu buah input shaft.
Pada saat gigi dari posisi Netral masuk ke gigi 1, hanya 1 buah input shaft yang bekerja. Mulai perpindahan gigi 1 ke 2 dan seterusnya, kedua input shaft bekerja secara bersamaan karena saat gigi 1 lepas, kopling kedua sudah siap untuk menghantar gigi transfer ke gigi 2.
Karena proses ini terjadi sangat cepat alias sepersekian detik, pengemudi tak merasakan perpindahan gigi layaknya transmisi matik. Transmisi DSG ini memungkinkan perpindahan gigi minim efek drop rpm layaknya girboks manual biasa.