Maklum, kulit sintetis kan murni buatan yang pastinya banyak mengandung zat-zat kimia. Umumnya, berbahan dasar plastik atau polyvinyl carbonate (PVC). Meski, tampilannya bisa dibuat sama persis kayak kulit asli.
Nah, zat-zat kimia dari PVC tersebut bila kadarnya tinggi dan terkontaminasi pada tubuh manusia, jelas akan dapat membahayakan tubuh. Saat terkena sinar matahari dalam waktu lama, misal ketika mobil di parkir. Maka resiko terjadi penguapan pada bahan kulit sintetis, akan sangat tinggi.
"Tapi mesti dipastikan dulu, apakah kulit sintetis tersebut bila terkena panas atau suhu dingin kandungan kimia pada bahannya mudah terlepas atau tidak. Kalau mudah terlepas, memang bisa berisiko. Sebab zat non organik yang masuk ke dalam tubuh akan dianggap sebagai benda asing atau radikal bebas. Bila intensitas dan kadarnya tinggi dan sel darah putih tidak mampu mengeluarkannya dari tubuh (lewat keringat, kotoran dan sebagainya), bisa saja dalam jangka waktu lama si penerima zat akan menderita penyakit serius," ujar Dr. Mahesa Pranadipa, dosen fakultas kedokteran UIE Syarif Hidayatullah Jakarta yang juga pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Tapi, tentu tidak semua produk kulit sintetis yang beredar di pasaran berbahaya. "Ciri-ciri paling gampang, saat masuk kabin akan tercium bau menyengat,” bilang Juliawan Wahjoepramono, pemasar Lederlux Automotive Synthetic Leather yang berkantor di Kompleks Ruko Jl. Bisma Raya, Papanggo, Sunter, Jakut.
Makanya di Eropa, peredaran kulit sintetis baik untuk kebutuhan otomotif maupun rumah tangga sangat diawasi ketat. Setiap produk harus melalui uji kelayakan oleh badan pengawasan khusus bernama RoHS (Restriction of Hazardous Subtances), sebelum dipasarkan.
Oh iya, ada sekitar 6 macam zat yang sangat diawasi kadarnya oleh RoHS. Yakni lead (Pb), mercury (Hg), cadmium (Cd), hexavalent chromium (Cr6+), polybrominated biphenyls (PBB) dan polybrominated diphenyl ether (PBDE). Konsentrasi maksimum yang diijinkan adalah 0,1% atau 1.000 ppm. Kecuali untuk Cadmium, dibatasi hingga 0,01% atau 100 ppm.
Selain RoHS, badan pengawasan internasional lainnya kayak REACH (Registration Evaluation and Authorization of Chemicals) juga memberlakukan hal yang sama. Nah, produk kulit jok sintetis lokal yang beredar di Tanah Air yang sudah mengantongi sertifikasi dari RoHS bisa dibilang masih terhitung jari. Diantaranya Lederlux dan Akasa Possente.
“Hasil uji pada produk kami, kadar semua zat tersebut kurang dari batasan yang diberlakukan RoHS. Bahannya didatangkan dari Thailand,” papar Juliawan.
Selain lolos uji RoHS, Lederlux juga memiliki fitur UV Protection, yakni dilapis bahan yang dapat memantulkan sinar ultra violet sehingga warna bahan tidak mudah pudar/luntur atau pecah-pecah.
“Ada fitur Fire Retardant-nya juga. Maksudnya, bahannya tidak mudah terbakar dan tidak menjalar apabila terkena percikan api. Nih saya buktikan,” tukas Juliawan sambil memperagakan membakar contoh bahan Lederlux pakai korek gas. Wow!. (mobil.otomotifnet.com)