Mengenal Altenator Dan Kompresor AC Pintar Ala Hyundai Tucson

Editor - Rabu, 21 Juli 2010 | 09:18 WIB

(Editor - )


Pengaturan alternator dipantaulewat modul khusus

OTOMOTIFNET - Mobil masa kini punya berbagai teknologi. Selain buat mengekstrak tenaga lebih banyak, ada juga yang didesain khusus buat mengurangi konsumsi BBM. Usah berpikir mengenai sistem canggih di dalam komponen jeroan, karena banyak teknologi yang ditanamkan pada komponen di luar mesin.

Beberapa komponen bisa langsung disebutkan. "Misalnya alternator atau kompresor AC," ujar Boyke Arief Setiawan, dept head of product planning PT Hyundai Mobil Indonesia.

Ambil contoh alternator, komponen penghasil arus ini terus berputar seiring putaran mesin. Namun tahukah Anda kalau komponen ini membebani mesin hanya pada saat tertentu? Misalnya ketika mobil sedang memakai arus banyak, seperti saat malam dan hujan.

Nah, alternator pintar bisa mengatur suplai arus secara maksimal. Contoh, pakai bearing agar tetap berputar kencang meski putaran mesin turun. "Pada Hyundai Tucson, alternator akan mengecas justru pada saat deselerasi," tambah pria berbadan gempal ini. Jadi, tidak ada bensin terbuang untuk menghasilkan arus.
 


Peranti elektronis dalam kompresor memungkinkan ECU melakukan control penuh

Malah alternator dibebani saat deselerasi untuk menambah engine brake. Seperti tampak pada grafik kerja alternator, voltase baru naik kalau ECU membaca mobil sedang dalam kondisi deselerasi.

Selain itu, kondisi aki terus dipantau oleh modul khusus. Tujuannya menjaga aki tetap terisi minimal 70 persen. "Kalau voltasenya turun sampai 12 volt, mobil pasti tidak akan bisa start," lanjut Boyke, sapaan karibnya.


Perbedaan kompresor konvesional (kiri) dengan kompresor irit BBM (kanan)

Kompresor AC

Kompresor AC pun mengalami perkembangan. Bukan lagi pakai sistem piston, tetapi pakai plat yang bisa digeser untuk menimbulkan tekanan freon. Efeknya, komponen kompresor jadi berkurang.


Skema proses charging saat deselerasi

Desain kompresor ini juga diatur secara elektronik, sehingga tidak perlu lagi puli besi yang menyatu kopling elektromagnet. "Secara keseluruhan, putaran kompresor AC lebih ringan. Bobot kompresor pun lebih ringan," papar pria yang akan segera melepas masa lajangnya ini.

Lebih jauh lagi, kompresor ini diatur sepenuhnya oleh ECU. Karena katup kontrolnya juga sudah elektronis, juga pengatur plat penekan diatur dengan solenoid. Tidak heran kalau kinerjanya jauh lebih efisien ketimbang kompresor biasa. Jadi, ada kompensasi untuk mendinginkan kabin, langsung dengan kinerja komponennya. Mantap kan?

Penulis/Foto: Manut / Dok.Otomotif