Banyak yang bilang mengendarai California berarti belum mencoba Ferrari sesungguhnya. Anggap saja mereka yang berkata demikian belum pernah mencoba California T ini
Jakarta - Ketika Ferrari Indonesia menawarkan kesempatan untuk mengetes salah satu produknya, OTOMOTIF langsung terpikir California T. Mengapa? Selain jadi penerus Ferrari berturbo setelah F40 yang terakhir diproduksi 23 tahun lalu, model ini juga adalah entry level. Dan kami penasaran, sehebat apa performa dari Kuda Jingkrak ‘termurah' ini.
Semua tombol mulai dari lampu sein, wiper hingga pemilihan mode diletakkan di setir
Saat mobil seharga off the road sekitar Rp 8 miliar ini tiba di depan kantor, tidak satu pun mata yang tidak melirik. Meski sejujurnya, ‘Cali T' tidak semenarik dibanding 458 karena bentuknya yang lebih mengarah ke Gran Tourer, bukan sebuah sportcar.
Mempermudah masuk dan keluar ruang parkir, tersedia kamera depan dan belakang
COCOK UNTUK HARIAN
Masuk kabin, semua bagian yang tidak dilapisi carbon fiber ditutupi kulit warna Charcoal dan jahitan kontras berkelir Corsa. Seru, meskipun sejatinya Ferrari sebagai pembuat mobil sport, tapi tetap memperhatikan detail di interior.
Atap metal California T dapat terbuka dan tertutup secara sempurna dalam 16 detik hanya dengan menahan tombol di konsol tengah
Mesti memasukkan anak kunci layaknya mobil konvensional, namun untuk menyalakan mesin cukup menekan tombol Engine Start di setir. Seketika raungan mesin V10 berkapasitas 3.900 cc dengan turbocharger ganda terdengar. Suaranya ketika idle memang tidak segarang pendahulunya yang tanpa turbo.
Posisi mengemudi sangat rendah dan jok bucket dari carbon fiber-nya sangat mengikat, untung bantingannya cukup manusiawi untuk sebuah Ferrari
Sebelum memulai, switch untuk memilih mode berkendara atau Manettino, dimasukkan ke ‘Comfort' untuk berkendara di jalan raya. Lalu masukkan transmisi di posisi Drive dengan menekan tombol ‘Auto' di konsol tengah. Selanjutnya tinggal mainkan paddle shift besar di sebelah kanan setir untuk pindah posisi gigi.
Rem keramik karbon, penggunaannya ketika belum panas sedikit aneh untuk yang tidak biasa
Kemudian pedal rem dilepas, lalu kok tidak bergerak? Oh iya, transmisi Ferrari berkelir Rosso Corsa ini menganut sistem kopling ganda. Jadi pedal gas harus sedikit diinjak agar mobil mulai bergerak. Perjalanan 2 km non-tol di awal menunjukkan betapa cocoknya California T ini untuk dibawa harian.
Bantingan suspensi Magnaride Magneticnya tidak terasa terlalu keras, bahkan ketika menginjak lubang. Sensasi ‘kocok perut' memang masih ada saat menapak aspal yang keriting, namun masih bisa ditoleransi mengingat ini adalah sebuah Ferrari yang juga menggunakan opsi pelek Forged Diamond Wheels berukuran 20 inci.
Tarikannya pada mode Comfort juga tidak ‘menjambak’, pokoknya sesuai dengan injakan yang diberikan. Pindahan giginya? Pada mode Auto, yang pasti tidak ndut ndutan. Mungkin rem keramiknya sedikit memberi rasa kaku kalau tidak biasa, namun tunggu sampai piringannya memanas, maka akan terasa seperti menggunakan rem besi biasa.
TAK BUTUH MANUAL LAGI
Mulai memasuki jalan tol, muncul keinginan untuk mengajak sang kuda merah ini berlari. Masih dalam mode Comfort, pedal gas diinjak penuh dan sekilas badan terhempas ke jok bucket berbahan karbon karena tarikan dari torsi 755 Nm yang naik 250 Nm dari versi NA (Normally Aspirated).
Asyiknya, turbo lag terasa sangat minim dan gejala wheel spin tidak terjadi, sehingga tarikan berasa sangat spontan. Sedikit gatal, Manettino dipindahkan ke ‘Sport', respon throttle yang lebih cepat hanya membuat kaki semakin ingin menapak ke pedal gas lebih dalam saja.
Bagaimana perpindahan transmisinya saat berkendara cepat? Mungkin anda tidak akan merindukan tuas manual, karena perpindahannya yang sudah cepat, kini meningkat lagi 250 milidetik. Oh iya, turbonya juga dapat bernapas lebih panjang hingga 7.500 rpm, yang memberikan sensasi V8 asli.
Nah, meskipun menjadi line-up temurah, California T juga merupakan sebuah convertible, yang bisa menjadi nilai plus untuk kendaraan harian. Untuk mengaktifkannya, harus dalam keadaan berhenti total. Lalu tinggal tekan dan tahan switch di konsol tengah hingga muncul tulisan ‘Roof Open' di MID dan Voila! Angin sepoi-sepoi akan bertiup segar di atas kepala hanya dalam 16 detik.
Sedih rasanya ketika harus mengakhiri kencan singkat dengan California T ini. Sebagian mungkin berpikir membeli entry level ini tidak sebanding dengan menabung sedikit lagi dan mendapatkan 458 yang terlihat jauh lebih eksotis. Pikirkan lagi! Karena jika anda menginginkan Ferrari yang cocok untuk hidup sehari-hari, California T akan menjadi ‘teman baik’. • (otomotifnet.com)
BUKAN FERRARI TURBO PERTAMA
Meski banyak yang mengira bahwa California T adalah Ferrari pertama yang disokong forced induction, namun ternyata pabrikan Maranello ini sudah pernah menerapkannya pada beberapa model sebelumnya. Pada tahun 1982, Ferrari 208 GTS Turbo menjadi kuda jingkrak pertama yang mengaplikasikan perangkat turbocharger.
Yang digunakan adalah sebuah turbo KKK dengan valve wastegate dan menghasilkan output maksimum 217 dk pada 7.000 rpm. Selanjutnya diikuti oleh 437 GTB Turbo, 250 GTS Turbo dan F40. Semua Ferrari berturbo di atas mengaplikasikan penggunaan keong tersebut untuk menambah tenaga, berbeda dengan California T yang menggunakannya untuk mereduksi polusi dan menambah efisiensi.
Manettino, tombol untuk memilih mode berkendara yang akan mengubah pengaturan Ferrari Vehicle Dynamics
FERRARI VEHICLE DYNAMIC
Ketika bermain dengan switch Manettino di setir California T, maka di MID akan muncul tulisan-tulisan seperti F1-Trac, E-Diff, F1-DC, dan ESC. Keempat hal ini disebut Ferrari Vehicle Dynamics, yang menjadi parameter pengaturan cara berkendaranya. F1-Trac merupakan tingkat intervensi dari Predictive Traction Control yang pertama kali hadir pada 599.
E-Diff merupakan tingkat keagresifan differensial elektroniknya. F1-DC adalah tingkat keagresifan transmisi kopling gandanya dan ESC adalah tingkat intervensi Electronic Stability Control. F1-Trac, E-Diff dan F1-DC dapat berubah-ubah saat mengatur Manettino dari Comfort ke Sport, sedangkan ESC hanya dapat dimatikan dengan memutarnya ke ESC Off.
LAUNCH CONTROL
Ini merupakan fitur yang dapat memaksimalkan kontrol traksi dan differensial dari California T untuk mendapatkan start yang sempurna sehingga tidak terjadi overpower dan wheel spin maupun turbo lag. Untuk mengaktifkannya, cukup masukkan mode Manettino ke Sport, lalu tahan pedal rem sambil masukkan ke gigi 1 menggunakan paddle shift di sebelah kanan setir. Kemudian tekan tombol ‘Launch' di konsol tengah hingga muncul notifikasi pada takometer.Selanjutnya akan muncul suara turbo yang memasukkan supply udara terlebih dahulu, lalu tinggal menginjak pedal gas hingga putaran mesin tertahan di 2.000 rpm dan lepaskan pedal rem. Whoosh, Ferrari berbobot 1.860 kg ini akan meluncur ke 100 kpj hanya dalam 3,6 detik!
Data Spesifikasi
Mesin 3,9 Liter (3.855 cc) V8 Twin-Turbocharged DOHC 32 Valve dan Blok & Header, Aluminium Transmisi: Otomatis dengan Kopling Ganda 7-Percepatan Output Maksimum: 552 dk @7500 rpm Torsi Maksimum: 755 Nm @2750 rpm Dimensi (P x L x T): 4.570 mm x 1.910 mm x 1.320 mm Berat: 1.860 kg