Sebagai pemegang dua titel juara dunia, tentu sudah biasa naik podium. Namun Jorge Lorenzo menggambarkan podium ketiga yang baru saja diraihnya di Argentina sebagai podium paling manis sepanjang karirnya.
Buat X-Fuera, bisa jadi podium ini yang paling manis. Betapa tidak, Lorenzo harus menelan dua pil pahit terjatuh di seri pertama MotoGP Qatar, lalu di Amerika melakukan jump start dan kena penalti. Sehingga kemenangannya ini pastinya cukup menggembirakan.
"Mungkin ini posisi ketigaku di MotoGP yang paling manis, atau mungkin sepanjang karirku. Aku hadir setelah melakukan dua kesalahan, kupikir aku telah menerima kritik cukup banyak, terutama dari beberapa jurnalis yang harusnya tidak kuterima. Memang benar aku melakukan kesalahan, tapi aku juga sudah melakukan balapan bagus beberapa tahun terakhir," ujar Lorenzo.
"Kami menunjukkan bahwa meski kami tidak dalam kondisi sempurna, atau bukan pada momen terbaik kami, kami tetap dapat bertarung dengan dua rider ini. Kupikir kami harus tetap berusaha seperti sekarang dan ketika momen kami tiba, kami akan siap untuk menang," lanjut JL99.
"Start cukup aman karena kalau aku salah lagi pasti akan dapat kritik lebih banyak. Jadi aku harus konsentrasi ke lampu. Aku sangat sadar soal lampu dan segala macam hal. Aku melakukan start bagus, melewati Marquez, tapi masalahnya adalah telat aku mengerem saat pengereman keras di tikungan 5," tukasnya seraya menyebut kaget bisa memimpin lomba cukup lama.
"Aku tak berharap bisa berada di posisi 1 untuk sekian lap. Akhirnya Marc menyalipku. Ia terlalu kuat. Aku juga tak berharap Dani cukup kuat di akhir lomba. Aku coba bertahan di posisi 2 tapi itu tidak mungkin. Aku lebih memilih bertahan di posisi 3 dan menyelesaikan lomba," lanjutnya.
Lorenzo sedikit menyinggung soal engine freeze pada regulasi baru. Karena regulasi ini, tak bisa melakukan pengembangan sama sekali di sektor dapur pacu.
"Tahun ini lebih sulit ketimbang tahun lalu karena engine freeze. Jadi kami tak bisa memperbaiki mesin, tapi kami masih bisa memperbaiki elektronik dan sasis. Aku juga berusaha memperbaiki riding style-ku dan bersama mekanik berusaha memperbaiki setting," tambahnya.
"Motor masih belum memungkinkan kami untuk mengerem lebih telat dan berhenti lebih cepat. Kami juga sedikit kehilangan akselerasi dan top speed, yang akan sulit diperbaiki. Kurang lebih mirip dengan kekurangan tahun lalu, tapi mungkin lebih berkurang. Aku juga berpikir aku bisa memperbaiki kondisi fisikku, saat ini aku tidak di kondisi sempurna," harapnya. (otosport.co.id)
Buat X-Fuera, bisa jadi podium ini yang paling manis. Betapa tidak, Lorenzo harus menelan dua pil pahit terjatuh di seri pertama MotoGP Qatar, lalu di Amerika melakukan jump start dan kena penalti. Sehingga kemenangannya ini pastinya cukup menggembirakan.
"Mungkin ini posisi ketigaku di MotoGP yang paling manis, atau mungkin sepanjang karirku. Aku hadir setelah melakukan dua kesalahan, kupikir aku telah menerima kritik cukup banyak, terutama dari beberapa jurnalis yang harusnya tidak kuterima. Memang benar aku melakukan kesalahan, tapi aku juga sudah melakukan balapan bagus beberapa tahun terakhir," ujar Lorenzo.
"Kami menunjukkan bahwa meski kami tidak dalam kondisi sempurna, atau bukan pada momen terbaik kami, kami tetap dapat bertarung dengan dua rider ini. Kupikir kami harus tetap berusaha seperti sekarang dan ketika momen kami tiba, kami akan siap untuk menang," lanjut JL99.
"Start cukup aman karena kalau aku salah lagi pasti akan dapat kritik lebih banyak. Jadi aku harus konsentrasi ke lampu. Aku sangat sadar soal lampu dan segala macam hal. Aku melakukan start bagus, melewati Marquez, tapi masalahnya adalah telat aku mengerem saat pengereman keras di tikungan 5," tukasnya seraya menyebut kaget bisa memimpin lomba cukup lama.
"Aku tak berharap bisa berada di posisi 1 untuk sekian lap. Akhirnya Marc menyalipku. Ia terlalu kuat. Aku juga tak berharap Dani cukup kuat di akhir lomba. Aku coba bertahan di posisi 2 tapi itu tidak mungkin. Aku lebih memilih bertahan di posisi 3 dan menyelesaikan lomba," lanjutnya.
Lorenzo sedikit menyinggung soal engine freeze pada regulasi baru. Karena regulasi ini, tak bisa melakukan pengembangan sama sekali di sektor dapur pacu.
"Tahun ini lebih sulit ketimbang tahun lalu karena engine freeze. Jadi kami tak bisa memperbaiki mesin, tapi kami masih bisa memperbaiki elektronik dan sasis. Aku juga berusaha memperbaiki riding style-ku dan bersama mekanik berusaha memperbaiki setting," tambahnya.
"Motor masih belum memungkinkan kami untuk mengerem lebih telat dan berhenti lebih cepat. Kami juga sedikit kehilangan akselerasi dan top speed, yang akan sulit diperbaiki. Kurang lebih mirip dengan kekurangan tahun lalu, tapi mungkin lebih berkurang. Aku juga berpikir aku bisa memperbaiki kondisi fisikku, saat ini aku tidak di kondisi sempurna," harapnya. (otosport.co.id)