Memasuki seri WRC Perancis, semua mata masih tertuju pada Sebastien Loeb. Tentunya, selain pada Sebastien Ogier yang berhasil meraih titel juara dunia sekaligus memenangkan lomba. Bagaimana tidak, Loeb, sang juara dunia WRC 9 kali memilih tanah kelahirannya sebagai tempat penutup karir WRC yang selama ini digelutinya.
Bukan tanpa perjuangan, Loeb berhasil meyakinkan publik kalau dia belum ‘karatan’ dengan mendominasi leg 2 dan pada SS 10 mencetak rekor 900 kemenangan SS sepanjang karirnya. Coba bandingkan dengan pereli legendaris lain seperti Markku Alen dengan rekor 801 and Carlos Sainz dengan 756.
Sayang, rekor ini tidak bisa disempurnakan dengan menorehkan rekor 79 kemenangan seri WRC. Karena sang kampiun harus terhenti karena keluar lintasan hanya pada pagi hari pada permulaan hari ketiga.
Dengan jeda waktu hanya lima detik dari waktu tercepat, Loeb berada di kelompok terdepan pada posisi keempat setelah Latvala, Sordo dan Ogier. Artinya, masih ada kesempatan buat memangkas waktu dan memimpin lomba.
Tapi aksinya terhenti hanya 1 kilometer setelah start SS 15 Vignoble de Cleebourg yang diwarnai hujan dan lintasan berlumpur. Citroen DS3 dengan livery khusus andalannya terporosok ke luar jalan dan terbalik. “Saya memulai stage sekencang mungkin karena situasinya cukup dekat dengan pembalap lain. Kami posisi keempat dan berjuang untuk menang, sayang tidak berjalan sesuai rencana,†sesalnya.
“Saya kehilangan kontrol bagian belakang saat tikungan tajam dan kencang, lalu kami spin dan terperosok ke selokan. Selesai sudah reli kali ini. Tentunya, saya pengin untuk menyelesaikan reli terakhir saya di sini, yah tapi tidak berjalan sesuai rencana,†lanjutnya.
Hal ini bikin Loeb bete, meski diakuinya kali ini tampil tanpa beban. “Saya tidak senang dengan kejadian ini, tapi saya tidak ikut kejuaraan dan tidak butuh poin. Maaf buat pada penonton dan tim. Banyak penonton yang menunggu di semua stage dan saya tidak bisa lewat di depan mereka.â€
Meski tampil tanpa beban dan sudah punya rencana buat ikutan World Touring Car tahun depan, Loeb tetap filosofis. “Oke sih buat saya, saya punya beberapa rencana di masa depan. Penginnya bisa finish dan podium di reli terakhir saya ini, tapi itulah hidup,†bilangnya.
Yap, itulah hidup. Itulah reli, apapun bisa terjadi. Tul gak? Tapi tetap saja, prestasi 9 mahkota juara dunia WRC membuktikan supremasi Loeb di kancah reli dunia. Semakin tak sabar buat melihat kipahnya di balap touring dunia tahun depan! (otosport.co.id)
Bukan tanpa perjuangan, Loeb berhasil meyakinkan publik kalau dia belum ‘karatan’ dengan mendominasi leg 2 dan pada SS 10 mencetak rekor 900 kemenangan SS sepanjang karirnya. Coba bandingkan dengan pereli legendaris lain seperti Markku Alen dengan rekor 801 and Carlos Sainz dengan 756.
Sayang, rekor ini tidak bisa disempurnakan dengan menorehkan rekor 79 kemenangan seri WRC. Karena sang kampiun harus terhenti karena keluar lintasan hanya pada pagi hari pada permulaan hari ketiga.
Dengan jeda waktu hanya lima detik dari waktu tercepat, Loeb berada di kelompok terdepan pada posisi keempat setelah Latvala, Sordo dan Ogier. Artinya, masih ada kesempatan buat memangkas waktu dan memimpin lomba.
Tapi aksinya terhenti hanya 1 kilometer setelah start SS 15 Vignoble de Cleebourg yang diwarnai hujan dan lintasan berlumpur. Citroen DS3 dengan livery khusus andalannya terporosok ke luar jalan dan terbalik. “Saya memulai stage sekencang mungkin karena situasinya cukup dekat dengan pembalap lain. Kami posisi keempat dan berjuang untuk menang, sayang tidak berjalan sesuai rencana,†sesalnya.
“Saya kehilangan kontrol bagian belakang saat tikungan tajam dan kencang, lalu kami spin dan terperosok ke selokan. Selesai sudah reli kali ini. Tentunya, saya pengin untuk menyelesaikan reli terakhir saya di sini, yah tapi tidak berjalan sesuai rencana,†lanjutnya.
Hal ini bikin Loeb bete, meski diakuinya kali ini tampil tanpa beban. “Saya tidak senang dengan kejadian ini, tapi saya tidak ikut kejuaraan dan tidak butuh poin. Maaf buat pada penonton dan tim. Banyak penonton yang menunggu di semua stage dan saya tidak bisa lewat di depan mereka.â€
Meski tampil tanpa beban dan sudah punya rencana buat ikutan World Touring Car tahun depan, Loeb tetap filosofis. “Oke sih buat saya, saya punya beberapa rencana di masa depan. Penginnya bisa finish dan podium di reli terakhir saya ini, tapi itulah hidup,†bilangnya.
Yap, itulah hidup. Itulah reli, apapun bisa terjadi. Tul gak? Tapi tetap saja, prestasi 9 mahkota juara dunia WRC membuktikan supremasi Loeb di kancah reli dunia. Semakin tak sabar buat melihat kipahnya di balap touring dunia tahun depan! (otosport.co.id)