Kepindahan rider MotoGP Valentino Rossi dari tim Yamaha ke tim Ducati, tidak menyurutkan rasa kagum Rhino Desouza.Pemilik Kawasaki Ninja 250R itu tetap jadi fans berat ‘The Doctor’.
Mengungkapan rasa kagumnya, Rhino tak ditunjukkan dalam penggunaan marchandise atau apparel yang berbau Rossi. Namun justru meniru tunggangan Rossi yang saat itu turun di Sirkuit Philip Island, Australia dua tahun lalu.
“Desain motor Rossi yang turun kala itu termasuk limited edition. Saat itu pula ‘The Doctor’ masih gabung di tim Fiat Yamaha dan prestasinya lumayan bagus. Biar total ngefansnya, desain itu dicontek di Kawasaki Ninja 250R ini,” ujar warga Condongcatur, Sleman, Jogyakarta itu.
Lanjut Rhino, tampilan motor Rossi menurutnya tetap yang terbaik. Apalagi kombinasi merah dan putih mendominasi didukung grafis garis kotak-kotak khas konsep industrial. Desain tersebut dipertegas gambar penampang mesin yang terlihat sangat gagah dan luar biasa.
Agar bisa tampil seperti itu, Rhino menegaskan kalau dirinya tak suka motor miliknya dirombak pakai besi pelat. Apalagi main cutting stiker atau digital printing seperti dilakukan banyak orang.
“Makanya lebih rela merombak full body motor dengan material fiberglass. Bentuknya dibuat mirip desain Yamaha M1 terutama di buritannya,” imbuh pria 23 tahun ini.
Setelah terbentuk bodi customnya, dikelir warna dasar putih kombinasi merah dan hitam di sekujur bodi. Cuma yang ini bukan cutting stiker ataupun digital printing, melainkan airbrush asli yang digarap oleh Qomar dari Beart Airbrush asal Jl. Jatayu, Gg. Camar, No.140, Pringwulung, Depok-Sleman, Yogyakarta.
Biar kelihatan sip, Rhino menambahkan beberapa part pendukung yang bisa bikin tampang ciamik. Semisal lampu depan pasang model HID dan yang belakang dipasang LED custom.
Lalu sok depan diganti merek Nasseert Beet dan belakang pakai punya Penske model tabung. Kedua peradam kejut ditopang pelek Racing merek Rossi LTD berlapis karet bundar Batallax TB 120/70-17 untuk yang depan serta 150/60-17 buat belakang.
“Sebenarnya masih banyak lagi aksesoris yang dipasang dimotor ini. Pokoknya yang berfungsi dan mendukung tampilan. Sebab motor ini selain dipakai harian juga sering dipakai kontes,” imbuh Rhino.
Sedang soal perfoma, spek mesin di dongkrak buat standar harian dan enak dipakai turing. Makanya CDI ganti pakai buatan BRT dan pasang knalpot Yhosimura USA.
“Kalau sudah seperti ini saya makin tambah pede. Toh, ini bukti kalau saya total ngefans pada Rossi,” bangga anggota club Jogja Two Fifty (JTF) ini. (www.motorplus-online.com)
Mengungkapan rasa kagumnya, Rhino tak ditunjukkan dalam penggunaan marchandise atau apparel yang berbau Rossi. Namun justru meniru tunggangan Rossi yang saat itu turun di Sirkuit Philip Island, Australia dua tahun lalu.
“Desain motor Rossi yang turun kala itu termasuk limited edition. Saat itu pula ‘The Doctor’ masih gabung di tim Fiat Yamaha dan prestasinya lumayan bagus. Biar total ngefansnya, desain itu dicontek di Kawasaki Ninja 250R ini,” ujar warga Condongcatur, Sleman, Jogyakarta itu.
Lanjut Rhino, tampilan motor Rossi menurutnya tetap yang terbaik. Apalagi kombinasi merah dan putih mendominasi didukung grafis garis kotak-kotak khas konsep industrial. Desain tersebut dipertegas gambar penampang mesin yang terlihat sangat gagah dan luar biasa.
Agar bisa tampil seperti itu, Rhino menegaskan kalau dirinya tak suka motor miliknya dirombak pakai besi pelat. Apalagi main cutting stiker atau digital printing seperti dilakukan banyak orang.
“Makanya lebih rela merombak full body motor dengan material fiberglass. Bentuknya dibuat mirip desain Yamaha M1 terutama di buritannya,” imbuh pria 23 tahun ini.
Setelah terbentuk bodi customnya, dikelir warna dasar putih kombinasi merah dan hitam di sekujur bodi. Cuma yang ini bukan cutting stiker ataupun digital printing, melainkan airbrush asli yang digarap oleh Qomar dari Beart Airbrush asal Jl. Jatayu, Gg. Camar, No.140, Pringwulung, Depok-Sleman, Yogyakarta.
Lalu sok depan diganti merek Nasseert Beet dan belakang pakai punya Penske model tabung. Kedua peradam kejut ditopang pelek Racing merek Rossi LTD berlapis karet bundar Batallax TB 120/70-17 untuk yang depan serta 150/60-17 buat belakang.
“Sebenarnya masih banyak lagi aksesoris yang dipasang dimotor ini. Pokoknya yang berfungsi dan mendukung tampilan. Sebab motor ini selain dipakai harian juga sering dipakai kontes,” imbuh Rhino.
Sedang soal perfoma, spek mesin di dongkrak buat standar harian dan enak dipakai turing. Makanya CDI ganti pakai buatan BRT dan pasang knalpot Yhosimura USA.
“Kalau sudah seperti ini saya makin tambah pede. Toh, ini bukti kalau saya total ngefans pada Rossi,” bangga anggota club Jogja Two Fifty (JTF) ini. (www.motorplus-online.com)