Pilih Top Speed Atau Akselerasi, Upgrade Gir Dan Rantai

billy - Senin, 1 Oktober 2012 | 10:00 WIB

(billy - )

Untuk mengatur power mesin, paling mudah diatur lewat gir atau sproket rantai.
 
Mau bertenaga di putaran mesin rendah atau rpm atas? Tidak perlu mekanik ahli untuk melakukannnya. Biker awam atau mekanik pinggir jalan pasti bisa.

Seperti biker yang tinggal di pinggir pantai dengan trek lurus yang datar dan panjang. Akan memilih setingan motornya agar mampu mencapai top-peed tinggi. Supaya cepat sampai di tujuan.

Akan berbeda dengan pengendara yang tinggal di daerah pegunungan. Jalanan didominasi tanjakan. Butuh motor dengan seting mesin yang mudah melahap tanjakan yang curam.

Dua karakter alam yang berbeda itu butuh seting mesin yang berlainan. Dan yang paling mudah dilakukan lewat pemilihan gir. Tidak perlu obok-obok mesin, namun power mesin sudah bisa digapai.

Seperti pemilik Yamaha V-ixion yang tinggal di pegunungan misalnya. Supaya kuat diajak nanjak bisa diakali dengan mengganti gir belakang dengan ukuran lebih besar. Standarnya V-ixion memiliki gir belakang 42 mata. Supaya tarikan lebih ringan dan kuat nanjak bisa aplikasi milik Scorpio yang 44 mata.

Begitupun sebaliknya, kalau pemilik V-ixion tinggal di Pantura misalnya. Jalanannya lurus dan datar, supaya top speed lebih dapat bisa aplikasi gir belakang Yamaha Byson yang hanya 40 mata.

Dalam urusan gonta-ganti gir ini ada istilah dibuat ringan atau berat. Seperti aplikasi gir belakang besar dikatakan lebih ringan. Sedangkan pemakaian gir belakang kecil disebut dengan istilah dibuat berat. Dari mana istilah ini?
Menurut Adriansyah dari ADR Racing, berat atau ringan adalah reduksi atau hasil dari perbadingan atau pembagian. “Jumlah mata gir belakang dibagi jumlah mata gir depan,” rinci Adri lebih jauh.

Adri kasih contoh di Yamaha V-ixion standar. Gir depan 14 dan gir belakang 42. Kemudian gir belakang diganti jadi 40 atau 44.