Otomotifnet.com - Naik-turunnya piston di blok silinder, bisa timbulkan tekanan dan gesekan di piston. Pada prosesnya, kedua sisi piston (kanan-kiri) menerima tekanan yang berbeda dari setang piston akibat gerakan memutar kruk as. Maka itu pasangnya kudu benar!
Terlebih, di piston model lama. Ya, misalnya di Honda Supra X125 atau Honda Tiger keluaran awal. Soale di model itu, jarak titik tengah lubang pin ke sisi luar piston (offset), berbeda dari piston-piston yang diaplikasi di motor sekarang. Di piston tipe ini, lubang pin lebih condong ke arah lubang exhaust atau lubang buang.
Tujuan offset lebih condong ke exhaust, agar posisi pin piston dengan pin kruk as tidak sejajar. Sehingga jika terjadinya proses pembakaran, piston dan kruk as bisa kembali memutar tanpa usaha yang berat.
"Apabila pemasangannya terbalik, efeknya tenaga ngedrop. Selain itu timbul suara abnormal (engine noice) pada mesin,” ungkap Tatang Mulyono, Kepala Bengkel Setia Utama Motor di Jl. HOS Cokroaminoto, No. 5, Ciledug, Tangerang, Banten.
Tapi, itu buat piston tipe lama. Artinya, motor-motor sekarang punya offset yang beda. “Di motor sekarang ini, offset tak lagi di piston. Tapi, dibuat di kruk-as. Sehingga lubang pin piston tetap di tengah atau center,” tambah Tatang.
Begitunya buat permudah pemasangan, pabrikan piston memberikan tanda dipermukaan piston. “Tanda itu diwakilkan dari tulisan IN atau tanda panah. Jadi, hanya salah satu tanda yang dipakai. Jika ada tulisan, maka tidak ada tanda panah. Begitu juga sebaliknya,” ungkap Agus Salim, Sales RE Dept. Head PT Federal Izumi Manufacturing (FIM).
Coakan di permukaan piston bisa jadi patokan (kiri) - Jarak lubang pen ke sisi luar piston. Yang kecil mengarah lubang buang.
Buat piston yang pakai tulisan IN, maka tulisan ini kudu menghadap ke lubang intake. Sedangkan piston yang mengaplikasi tanda panah, mengarah ke lubang pembuangan alias lubang exhaust.
Tapi, ada juga piston yang tandanya hilang. Mungkin karena terkena papasan bor tunner. Apalagi kalau pacuan itu sudah diseting buat adu kebut. Tak jarang mekanik yang memainkan tinggi-rendah dome atau kubah piston demi kejar kompresi atau tak mentok klep.
Buat ketahui pemasangan yang benar, cukup mudah. Tinggal lihat coakan di permukaan piston. Sebab, biasanya kedua coakan punya dimensinya berbeda. Itu karena mengikuti diameter payung klep.
Dari situ bisa ditentukan arah pemasangan piston yang benar. Kepala piston yang punya coakan yang lebih besar, biasanya menghadap ke arah lubang masuk bahan bakar atau intake. Jika di motor bermesin tidur macam skubek dan bebek, coakan besar cenderung hadap atas. Sedang di motor sport yang punya engine tegak, hadap ke belakang.
Tentunya sudah tahu dong! Kalau klep yang coakannya lebih kecil, tentu ke lubang pembuangan alias exhaust. “Ini sesuai dengan prinsip pemakaian klep. Klep isap, tentu lebih besar dari klep buang,” kata Agus lagi.
Nah, buat piston lama, ini ada cara lain lagi jika tanda itu telah hilang. Cukup menggunakan sigmat atau jangka sorong. “Ukur panjang sisi piston dari lubang pin ke sisi terluar. Nanti akan terlihat perbedaan jarak di dua sisi. Jarak terpanjang pada sisi piston, itu menunjukan piston menghadap lubang intake,” timpal Tatang. Mudah dong!
Terlebih, di piston model lama. Ya, misalnya di Honda Supra X125 atau Honda Tiger keluaran awal. Soale di model itu, jarak titik tengah lubang pin ke sisi luar piston (offset), berbeda dari piston-piston yang diaplikasi di motor sekarang. Di piston tipe ini, lubang pin lebih condong ke arah lubang exhaust atau lubang buang.
Tujuan offset lebih condong ke exhaust, agar posisi pin piston dengan pin kruk as tidak sejajar. Sehingga jika terjadinya proses pembakaran, piston dan kruk as bisa kembali memutar tanpa usaha yang berat.
"Apabila pemasangannya terbalik, efeknya tenaga ngedrop. Selain itu timbul suara abnormal (engine noice) pada mesin,” ungkap Tatang Mulyono, Kepala Bengkel Setia Utama Motor di Jl. HOS Cokroaminoto, No. 5, Ciledug, Tangerang, Banten.
Tapi, itu buat piston tipe lama. Artinya, motor-motor sekarang punya offset yang beda. “Di motor sekarang ini, offset tak lagi di piston. Tapi, dibuat di kruk-as. Sehingga lubang pin piston tetap di tengah atau center,” tambah Tatang.
Begitunya buat permudah pemasangan, pabrikan piston memberikan tanda dipermukaan piston. “Tanda itu diwakilkan dari tulisan IN atau tanda panah. Jadi, hanya salah satu tanda yang dipakai. Jika ada tulisan, maka tidak ada tanda panah. Begitu juga sebaliknya,” ungkap Agus Salim, Sales RE Dept. Head PT Federal Izumi Manufacturing (FIM).
Dok. OTOMOTIF
Ilustrasi piston
Coakan di permukaan piston bisa jadi patokan (kiri) - Jarak lubang pen ke sisi luar piston. Yang kecil mengarah lubang buang.
Tapi, ada juga piston yang tandanya hilang. Mungkin karena terkena papasan bor tunner. Apalagi kalau pacuan itu sudah diseting buat adu kebut. Tak jarang mekanik yang memainkan tinggi-rendah dome atau kubah piston demi kejar kompresi atau tak mentok klep.
Buat ketahui pemasangan yang benar, cukup mudah. Tinggal lihat coakan di permukaan piston. Sebab, biasanya kedua coakan punya dimensinya berbeda. Itu karena mengikuti diameter payung klep.
Dari situ bisa ditentukan arah pemasangan piston yang benar. Kepala piston yang punya coakan yang lebih besar, biasanya menghadap ke arah lubang masuk bahan bakar atau intake. Jika di motor bermesin tidur macam skubek dan bebek, coakan besar cenderung hadap atas. Sedang di motor sport yang punya engine tegak, hadap ke belakang.
Tentunya sudah tahu dong! Kalau klep yang coakannya lebih kecil, tentu ke lubang pembuangan alias exhaust. “Ini sesuai dengan prinsip pemakaian klep. Klep isap, tentu lebih besar dari klep buang,” kata Agus lagi.
Nah, buat piston lama, ini ada cara lain lagi jika tanda itu telah hilang. Cukup menggunakan sigmat atau jangka sorong. “Ukur panjang sisi piston dari lubang pin ke sisi terluar. Nanti akan terlihat perbedaan jarak di dua sisi. Jarak terpanjang pada sisi piston, itu menunjukan piston menghadap lubang intake,” timpal Tatang. Mudah dong!
(motorplus-online.com)