Ciri ban harian, banyak groove untuk segala kondisi
Soal pola kembangan ban bukan cuma sekali ditulis di MOTOR Plus. Sebab, begitu banyak model coakan di ban. Yang jelas, mayoritas kembangan tadi, apapun gayanya, dipersiapkan untuk segala kondisi jalan.
"Soal beragamnya model groove, selama tidak ada keterangan di dinding ban, bahwa itu buat balap, ban slick, ban basah atau wet tire, itu berarti ban disiapkan untuk semua kondisi jalan," jelas Dodiyanto, dari divisi Marketing New Product Development PT Gajah Tunggal (GT), produsen ban motor IRC.
Kebetulan PT GT baru merilis ban dengan pola-pola groove yang bertema fesyen alias gaul dengan merek baru, Zeneos. "Ini ban gaya modern. Groove-nya stylish dan atraktif. Mengikuti semangat biker yang gaul. Tentu tetap menjaga mutu performa dan safety," lanjut pria asal Sumatera Barat itu.
Pegangan buat biker, meski groove beragam dan banyak produsen, mereka tetap kudu penuhi banyak aturan untuk membuatnya. Contoh, Standar Nasional Indonesia (SNI), atau Japan International Standard, atau juga E-Mark menurut standar Eropa. Standarisasi internasional lainnya, semisal JATMA dan ETRTO.
Toh pattern nggak dibikin sekadar gaya atau ciri suatu merek. Juga bukan semata peruntukannya. Kembangan bukan kembang setaman, apalagi kembang yang di vas.
"Pola groove tadi dibikin untuk membantu cengkraman ban, baik saat pengereman atau akselerasi," bilang Dwijono Priatmadi alias DJ, Technical Support PT Suryaraya Rubberindo Industries (SRI), produsen FDR.
Untuk pemahaman standar, ban harian ini bisa dicirikan dengan kembangan yang lebih banyak. "Ini untuk mengakomodasi segala kondisi jalan. Berpasir, berair, kering, aspal, beton, keriting atau mulus," ujar Dwijoyo lagi.
Ban untuk kepentingan balap, biasanya punya pola coakan yang beda juga. Pastinya untuk menambah kuat gigitannya ke lintasan. Nah, seperti kita tau, saat kering pakai ban dengan coakan yang minim bahkan tanpa coakan alias slick. Sementara, saat basah, pakai yang banyak kembangannya.
Belah Tengah Itu Di Depan!
Mungkin ada yang belum sadar, kembangan ban depan dan belakang itu ada perbedaannya. Menurut Dwijono Priatmadi, itu karena beda peruntukan. "Karena ban depan bertugas untuk mengarahkan, jadi ada coakan di garis tengahnya.
Toh itu bukan keharusan. Hanya salah satu ciri. Karena tidak semua ban depan pakai coakan tengah. "Biasanya, kalo coakan kiri-kanannya sudah ramai, tidak perlu lagi groove tengah," urai pria akrab disapa Di-Je.
Sekali lagi, "Fungsi groove di tengah tadi untuk mengarahkan dan membantu pengereman. Selain tentunya membantu membuang air jika melintasi jalan basah," timpal Dodiyanto.
Lebih penting lagi, mana yang terbaik bisa membuang air. Sekali lagi Yulfahmi menegaskan, sebetulnya yang paling bagus adalah ban orisinal bawaan motor. "Sebab sudah diperhitungkan dengan berat dan power motor. Baik diameter mau pun lebar tapak sudah disesuaikan kebutuhan," terang pria akrab disapa Yul itu.
Jika kembangan mirip, tinggal lihat ukuran lebar untuk pastikan itu ban depan atau belakang. (motorplus-online.com)