Spesifikasinya tidak hanya dilengkapi tabung yang dirancang permanen. Atau pegas yang dapat diatur dari empuk dan kerasnya.
Kini bisa diatur untuk memenuhi kebutuhan motor maupun pengendar dari reboundnya.
Contoh bisa lihat sokbreker Showa, Kitaco dan Daytona yang kini memiliki 3 sampai 4 tahap setingan.
Contoh bisa lihat sokbreker Showa, Kitaco dan Daytona yang kini memiliki 3 sampai 4 tahap setingan.
Di antaranya seting tinggi-rendah sok waktu dipasang ke rangka, kekerasan per, juga rebound (tendangan balik sok) yang diatur lewat tabung oli plus lewat tabung gas pendukung kerja tabung oli.
“Sekarang lebih mudah lagi karena sudah menggunakan metode ‘click’. Dimana setiap ‘click’ kekerasan dan cepat-lambatnya rebound pada tabung sok,” ungkap Hasyim Sonedi, mekanik tim Cargloss AHRS IRC Racing Team, Depok.
“Sekarang lebih mudah lagi karena sudah menggunakan metode ‘click’. Dimana setiap ‘click’ kekerasan dan cepat-lambatnya rebound pada tabung sok,” ungkap Hasyim Sonedi, mekanik tim Cargloss AHRS IRC Racing Team, Depok.
Tapi, bagaimana cara seting agar performa sok lebih sempurna?
Dipertegas Hasyim, untuk mengaplikasi sok tipe ini ada beberapa tahap.
Dipertegas Hasyim, untuk mengaplikasi sok tipe ini ada beberapa tahap.
Pertama, adalah menentukan tinggi sok yang dapat diatur dari setelan ‘click’ ulir yang ada di atas tabung atau pengangan atas.
Bisa dilakukan sebelum sok dipasang pada dudukan sok atas- bawah.
Setelah tingginya pas dengan posisi motor dan pengendar, langkah berikut adalah menyetel kekerasan per.
Setelah tingginya pas dengan posisi motor dan pengendar, langkah berikut adalah menyetel kekerasan per.
Caranya dengan memutar salah satu mur penekan per di ulir pada tabung sok agar posisinya lebih ke bawah.
Tujuannya agar tekanan per makin keras dari sebelumnya saat mendapat tekanan dari ban.
“Tapi, kekerasan per mesti disesuaikan dengan bobot pengendara. Kalau bobot lebih berat, setelan per dibikin lebih keras dibanding bobot orang lebih ringan. Sehingga redaman sok tidak liar saat terjadi traksi di tikungan,” timpal Ceppy Sugianto mekanik AHRS yang fokus di matik.
Langkah terakhir seting rebound sok yang dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, bisa dilakukan dengan cara mengetes jalan langsung di trek.
“Tapi, kekerasan per mesti disesuaikan dengan bobot pengendara. Kalau bobot lebih berat, setelan per dibikin lebih keras dibanding bobot orang lebih ringan. Sehingga redaman sok tidak liar saat terjadi traksi di tikungan,” timpal Ceppy Sugianto mekanik AHRS yang fokus di matik.
Langkah terakhir seting rebound sok yang dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, bisa dilakukan dengan cara mengetes jalan langsung di trek.
Atau bisa dilakukan di paddock dengan cara mengangkat arm atau rumah CVT ke atas dan lepas. Kemudian lihat baliknya, apakah cepat atau lambat.
“Lalu yang kedua, biasanya dilakukan kalau kodisi sudah mepet. Toh sekarang lebih dipermudah dengan adanya sistem ‘click’.
“Lalu yang kedua, biasanya dilakukan kalau kodisi sudah mepet. Toh sekarang lebih dipermudah dengan adanya sistem ‘click’.
"Tinggal ditentukan di ‘clik’ berapa pada setelan slow-fast yang ada di bawah pegas, sambil melihat seberapa cepat tendangan baliknya. Kalau bisa jangan terlalu cepat."
"Maksudnya biar enggak liar di tikungan,” wanti Chepy yang sukses menghantarkan Bram Prasetya dan Bangga DS juara di ajang MOTOR Plus Indonesian Supermatic Race.