Melindas Speed Trap, Biasakan Identifikasi Kondisi Sekitar Agar Aman!

billy - Sabtu, 12 Januari 2013 | 10:18 WIB

(billy - )


Salah satu tanda agar pengendara mengurangi kecepatan adalah dengan pemasangan speed trap di titik rawan kecelakaan. Bentuknya bisa berupa tulisan peringatan, atau polisi tidur. Kali ini yang akan MOTOR Plus bahas adalah speed trap yang berupa polisi tidur, berjajar.

Speed trap bertujuan untuk mengingatkan kepada para pengendara di jalan raya agar menurunkan kecepatannya. Sedangkan media speed trap sendiri diberikan warna menarik dan mencolok. Agar mudah terlihat oleh pengguna jalan, misalnya diwarnai putih atau warna hitam kombinasi kuning dengan bentuk miring.

Secara sederhana, ketika pengendara melihat tanda lalu lintas sebagai peringatan mengurangi kecepatan, hendaknya segera mengindetifikasi adanya speed trap.

“Dalam hitungan detik pengendara harus memastikan situasi di belakangnya terlebih dahulu. Menurunkan kecepatan dengan aman sebelum roda kendaraannya melintasi speed trap,” bilang Jusri Pulubuhu dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Setelah kecepatan berkurang, biasakan sejauh mata memandang bebas hambatan. Artinya, bisa menjaga jarak dengan kendaraan lain. Hal ini akan mempermudah identifikasi segala sesuatu yang ada di muka, dan menghindari gerakan tiba-tiba.

Adanya getaran speed trap yang tiba-tiba berefek pada getaran badan berlebih. Bahkan getaran bisa terasa sampai kepala. “Kebiasaan memperhatikan sekeliling setiap 5-8 detik akan mengurangi kekagetan dan vibrasi benturan speed trap yang dilalui,” tambah Jusri

Vibrasi yang seringkali terjadi ini terus menjalar di sekitar tubuh. Bagian yang cukup terasa akibatnya secara langsung adalah kepala. “Getaran ini makin terasa ketika pelindung kepala ikut bergetar. Kepala yang menjadi ‘sandaran’ helm akan semakin terbebani. Ini akan menyebabkan kepala terasa makin berat dan berakibat pusing,”bilangnya.

Jusri memberikan tips untuk mengurangi efek getaran akibat melindas speed trap. “Pertama kurangi kecepatan berkendara,” kata Jusri.

Langkah berikutnya bisa dilakukan dengan mengaplikasi gaya balapan di trek tanah. Agi Agasi yang crosser memberikan tipsnya. “Pembalap mengangkat badan tujuannya untuk mengurangi getaran. Biar gak cepat pegel,” kata juara nasional MX2 2012 ini.

Untuk melibas speed trap, menurut Agi badan tidak perlu terlalu tinggi berdiri. Cukup hanya dinaikan sampai pantat tidak menyentuh jok. Kalau motor batangan alias ada tangki, kaki bisa menjepit wadah bensin. “Selain gak pegel, motor terasa lebih cepat lantaran beban di motor otomatis akan sedikit berkurang karena berdiri.”

HELM DAN POLISI TIDUR
Menggunakan pelindung kepala atau helm yang sesuai ukuran kepala menjadi penunjang dalam berkendara. Sebab, helm yang terlalu longgar akan dengan mudah ikut bergerak ketika diajak melindas speed trap atau polisi tidur. “Terlalu sempit akan menekan kepala juga. Jadi pilih dan pakai helam sesuai ukuran,” jelas Johannes Cokrodiharjo, bos marketing helm NHK

Selain itu pemasangan polisi tidur harus sesuai peraturan. Kebanyakan pengendali kecepatan atau polisi tidur yang dibuat sekarang ini lebih banyak melanggar aturan itu. Sehingga banyak pengendara dirugikan. Sebab efeknya tidak hanya pada ketidaknyamanan, tetapi berefek pada kesehatan juga kerusakan pada komponen suspensi kendaraan. (motorplus-online.com)