Garis bodi dan desain muka (apron) yang meruncing, sepintas memang terlihat seperti ikan Hiu yang menyeringai. Mitsubishi merilis sedan premium ini hingga akhir 2003 di Tanah Air. Bila kedua Galant Paus dan Hiu diparkir berdampingan, akan terlihat perbedaan cukup besar pada bagian eksterior dan interiornya.
Galant Hiu tak lagi mengusung mesin 4 silinder. Semuanya mbrojol dengan mesin V6 yang juga lebih baru ketimbang versi Paus atau Lele. Mesin 6A13 yang bermesin 2.500 cc punya kapasitas yang lebih besar dibandingkan dengan 6A12 yang hanya 2.000 cc.
Meski masih berteknologi SOHC, tetap performa yang dihasilkan jauh lebih fantastis yang dibarengi pula dengan konsumsi lebih drastis. Apalagi transmisi sebagian besar mengandalkan matik. "Untuk pemakaian dalam kota bisa sekitar 7 km perliter bensin," jelas Barto yang sehari-hari membesut Galant Hiu.
Dengan rentang pasaran harga bekas sekitar Rp 85 jutaan (1998-1999), Galant Hiu bisa menjadi alternatif untuk tampil mewah dengan budget di bawah cepektiauw. "Kencengnya dapet, mewahnya ada, nyamannya pasti," tutur Barto yang kesengsem sejak lama dengan Galant yang satu ini.
Kalau bicara mewah, bisa longok pada center console yang sudah ‘bermain’ dengan wood panel dan jok yang sudah dibalut kulit asli.
Tetapi jangan sampai kesengsem dengan interior karena kaki-kaki dan mesin lebih vital untuk dilongok. Maklum, biaya untuk merawat Galant generasi ke-8 ini jelas lebih mahal ketimbang yang Paus versi V6 sekalipun. (mobil.otomotifnet.com)