Panduan Mengganti Bohlam, Berbanding Lurus dengan Kualitas

billy - Jumat, 27 Juli 2012 | 08:06 WIB

(billy - )


Tak bisa dipungkiri, headlamp alias lampu utama jadi salah satu bagian vital pada sebuah besutan. Bila lampu tewas di malam hari, baik mobil dan pengemudi ibarat orang buta. Atau hanya redup, pasti mata akan cepat lelah saat menyetir.

Makanya banyak sekali pilihan bohlam untuk lampu utama maupun lampu senja. Dari sekian banyak jenis bohlam yang beredar, mereknya pun beragam. Dari yang branded sampai yang tak pernah terdengar namanya.

MELEK TEKNOLOGI

Pemilik mobil yang berencana mengganti bohlam atau melakukan upgrade sebaiknya cerdas dalam memilih bohlam sesuai kebutuhan. Sebab, bentuk dan tampilan fisik nyaris serupa. Bahkan kemasan bisa dibuat apik. Namun kualitas dan daya tahan yang membedakan sebuah bohlam baik versi halogen, HID (High-Intensity Discharge) atau HIR (Halogen Infrared Reflecting). Dengan kata lain, harga sesuai kualitas.

“Kalau harga murah tetapi cepat putus atau tidak terang saat malam hari, sama saja buang-buang duit,” papar Handoko Koo dari Graha Sakti, penyuplai beberapa mereka bohlam ternama seperti Hella, Forch, Wurth, Phillips dan Michiba di komplek ruko Duta Mas, Fatmawati, Jaksel.

Mulailah dengan mengenal desain bohlam macam H3, H4, H7, H8, H9, H11, HB3, HB4 di kendaraan kesayangan. Setelah paham dengan tipe atau bentuk bohlam yang dicari, lanjutkan mensurvei kemampuan pijar cahaya yang lazim dikenal dengan Kelvin.

Beberapa tipe lampu ada yang menggunakan satuan watt sebagai kemampuan pijar cahaya, semisal 60/55 watt atau 100/90 watt. Kalau sudah ketemu, tinggal tanyakan pilihan merek dan jenis yang tersedia di pasaran atau toko.

Artinya teknologi bohlam pun sudah meroket tak sebatas gas halogen saja. Semisal bohlam merek Forch seri Eco asal Jerman  berteknologi krypton pada bohlam tipe H3. Ada juga teknologi HIR yang mampu menghasilkan sinar setara 75% Xenon HID namun dengan harga cuma seperempatnya.

Bahkan Phillips yang selama ini lebih dikenal untuk bohlam rumah, sudah ikut melakukan riset untuk produk LED dan HID. Phillips belum lama ini merilis bohlam model tancap yang berteknologi Ultinon LED. Dibanderol Rp 250 ribu/pasang, konsumen bisa memilih kemampuan pijar antara 4.000 atau 6.000 Kelvin. Terobosan LED yang menjanjikan performa dan daya tahan. 

Sementara produk lain seperti Hella yang selama ini memang jagoan komponen elektronik, menghadirkan teknologi halogen yang kompatibel dengan produk bohlam bawaan mobil. Bicara soal desain yang presisi dan daya tahan elemen pijar, bohlam Hella yang bermarkas di Jerman ini bisa dipertanggungjawabkan.

Hampir semua range bohlam buatan Hella yang sebagian diproduksi di India ini telah melewati quality control ketat dengan harga terjangkau. "Buat apa beli bohlam abal-abal kalau yang bermerek juga sudah terjangkau,” timpal Vincent, distributor lampu Hella dari PT Sumber Berkat.

Ada sinar, ada harga!. (mobil.otomotifnet.com)