Prilaku Mengemudi Bagian dari Perawatan Mobil

billy - Kamis, 14 Juli 2011 | 06:03 WIB

(billy - )


 Oli harus lebih cepat diganti jika sering terjebak kemacetan
JAKARTA - Merawat kendaraan sebenarnya perkara mudah. "Apalagi sekarang mesin modern relatif tak memerlukan perawatan khusus, dan semua sudah dirancang minim perawatan," jelas Munif Latief, Traffic Manager Auto 2000 Soekarno Hatta, Bandung, Jabar.

Lelaki yang mengepalai bengkel itu pun mengatakan, jika membaca buku manual untuk pemilik sebenarnya bisa lebih panjang umur pakai tiap komponen kendaraannya. Apa saja yang bisa diperoleh dari buku tersebut?

Putaran Mesin Ideal
Masalah teknis, tentunya tinggal serahkan kepada ahlinya di bengkel. Tetapi, untuk kesehariannya pengguna kendaraanlah yang secara langsung berinteraksi dengan tunggangannya. "Jadi utamanya dari perilaku mengemudi, bisa termasuk dalam perawatan kendaraan itu sendiri," tutur Munif.

Misalkan saat mengemudi, menjaga putaran mesin tidak berputar terlalu tinggi. "Sekitar 2.000 hingga 3.000 rpm saja, hal ini bisa membuat komponen mesin lebih awet juga efisien soal penggunaan bahan bakarnya," ujar lelaki yang sudah 30 tahun lebih menangani mobil di bengkel Toyota itu.

Hal lainnya dari cara mengemudi. Ketika memacu tunggangan di jalan lurus cukup panjang, ketika melakukan pengereman, biasakan ditambah dengan engine brake. "Secara bertahap rem dibantu mesin untuk menahan laju kendaraan, dengan menurunkan posisi persneling ke tingkat lebih rendah," jelas Munif.

Hal ini akan membuat kampas rem akan lebih awet, komponen kaki-kaki pun menjadi lebih tahan lama. Sehubungan dengan kaki-kaki, di Bandung memang tak jarang ditemukan lubang-lubang di jalanan.

"Ketika menemui jalan berlubang, jangan biasakan memasuki permukaan jalan jelek itu dengan kecepatan terlalu tinggi, juga ketika setir digunakan untuk berbelok ketika mengkhindari lubang jangan terlalu mendadak, karena akan merusak komponen kaki-kaki," ujarnya.


Tak hanya di jalan jelek, di jalan lurus pun zig-zag mendadak tidak disarankan. "Karena semua komponen kaki-kaki akan menerima beban cukup berat, zig-zag itu, akan membuat mobil seperti melewati jalan jelek di bagian suspensinya, otomatis umur pakai akan semakin pendek," ungkap pria yang sempat mengepalai bengkel di Auto 2000 Pasteur, Bandung itu.

Satu hal lagi yang identik dengan jalanan di Bandung dan kota besar lainnya di Tanah Air, yaitu jalanan macet. "Ketika disarankan mengganti oli tiap 10 ribu kilometer, padahal, ketika berhenti pun mesin tetap bekerja, maka oli akan semakin kehilangan viskositasnya," jelasnya. Jadi sebaiknya ganti oli lebih cepat.

Ia pun menegaskan, di buku manual pun ada beberapa kondisi yang dijelaskan. "Seperti ketika kerap melewati jalan berdebu, tentu filter udara harus lebih cepat dibersihkan atau diganti," katanya. Namun, ia menyayangkan beberapa pengguna paling malas membaca buku pegangan pemilik tersebut. "Padahal, perawatan mobil sudah cukup jelas di buku itu," katanya.   (mobil.otomotifnet.com)