Detroit - Amerika pernah dihebohkan oleh laporan yang tidak akurat. Diberitakan bahwa dalam ribuan kecelakaan fatal airbag tidak mengembang. Begitu menurut laporan dari badan peneliti yang menamakan dirinya studi2009. Tapi, ihwal itu dibantah oleh para peneliti dari Institut Asuransi Keselamatan Jaran Raya (IIHS) dan Universitas Maryland (UM).
Menurut peneliti IIHS dan UM, sering kurangnya informasi soal airbag tidak mengembang yang dikumpulkan oleh Fatality Analysis Reporting System (FARS). Kemudian, IIHS dan Unibversitas Maryland menggunakan database dari kecelakaan yang merenggut jiwa 303 yang terjadi pada Chevrolet Cobalts dan Saturnus Ion untuk dipublikasikan oleh Pusat Auto Keselamatan.
Dari jumlah kecelakaan 303 itu, ditemukan hanya 18 persen airbag tidak menyebar. Dan korban meninggal, umumnya pengemudi dan penumpang depan akibat kecelakaan frontal. Tapi, setelah diteliti lebih mendalam, justru angkanya mendekati ke 8 persen dan tidak lebih dari 2 persen kematian dipicu oleh kegagalan "potential system".
Kematian yang jumlahnya 12 jiwa di jok depan dari 303 itu dialami oleh pengendara Chevrolet yang telah dikaitkan dengan recall yang berjumlah 1,6 juta unit oleh GM.
Sementara hasil penelitian oleh studi 2009 dan database pemerintah secara terpisah memberikan informasi yang bertentangan dari tabrakan frontal. Dari 25 persen kecelakaan frontal, mereka melihat 43 kematian di mana airbag diverifikasi tidak mengembang. Tidak mengembangkan kantung udara itu berdasarkan tingkat keparahan kecelakaan dan karakteristik lain. (Mobil.otomotifnet.com)