MotoGP : Simak Kontroversi di Balik Kepindahan Ducati ke Open Class (bagian-2)

Rabu, 5 Maret 2014 | 16:51 WIB



<< Baca Sebelumnya ... (bagian-1)

Kepindahan Ducati ke Open Class ini pun sudah menuai respon dari pabrikan lain. Seperti Livio Suppo, manager team Repsol Honda menyebut bisa ‘mengerti’ keputusan Ducati. Namun Suppo juga kembali mengajak untuk menilik kembali esensi dan tujuan dari Open Class MotoGP.

Pasalnya, kepindahan Ducati ini seiring dengan dicabutnya claiming rule (CRT), sementara MSMA (Asosiasi Pabrikan) tidak merespon mengenai hal ini, seakan membuka pintu bagi motor spesifikasi factory yang dijalankan langsung oleh tim pabrikan untuk masuk ke Open Class.

“Bagi Honda, posisinya sangat jelas. Kami mengerti Ducati tertinggal, jadi mereka mencoba untuk kembali. Pastinya, regulasi Open Class memungkinkan mereka bekerja pada mesin selama musim berlangsung, hal ini penting bagi mereka, saya mengerti,” buka Livio Suppo.

“Pada sisi lain, kami tidak terlalu senang akan itu, hanya beberapa hari sebelum Ducati mengumumkan pindah ke Open Class, ada pengenalan software baru Magneti Marelli yang lebih kompleks dari tipe standar untuk Open Class. Jadi, inilah yang harus kita perbincangkan,” ujarnya.

“Pada akhirnya, jika Open Class berada bareng motor factory, dengan software canggih, bahan bakar lebih, lebih banyak tes, lebih banyak mesin, maka ini bukan kelas yang lebih murah dibandingkan motor Factory. Dan saya pikir, ini adalah tujuan utama dari regulasi, untuk menciptakan kelas yang lebih murah,” beber Suppo.

“Kami perlu mengerti, bersama dengan Dorna dan MSMA, kalau semua orang cukup jelas dengan tujuan dari kelas ini. Pengertian kami, dan saya pikir sama dengan pemahaman semua orang, ide penyelenggara adalah sebuah kelas yang lebih murah dari motor Factory,” tambahnya.

“Nah, sekarang dengan pemahaman Ducati, jelas tidak,” tegas Suppo. (otosport.co.id)