“Setiap tim tentunya tidak mau jika mereka menolak perintah dari tim. Posisi tim adalah lebih besar dari pada pembalap, jadi mereka harus menghargai itu. Tentu sanksinya sangat besar, jika seorang pembalap tidak mematuhi perintah tim. Di McLaren kami selalu memposisikan pembalap dalam kondisi yang sama,” papar Whitmarsh.
Tapi disaat yang bersamaan, seorang prinsipal tim juga harus pandai melihat kondisi. Jika memang ia komitmen untuk bilang mereka harus saling menyusul untuk meraih kemenangan, maka dalam waktu yang sama pula ia harus siap mengaku salah, jika memang keputusan itu salah.
“Saya juga tidak ingin mengatakan bahwa apa yang dilakukan tim lain itu salah. Lantaran tahun 2007 lalu, kami juga dilanda masalah. Tapi saat berada di markas, kami selalu bertanya siapa yang akan jadi juara dunia. Hingga pada akhirnya kami kecewa karena kehilangan titel juara dunia di tahun tersebut,” imbuhnya.
“McLaren dari dulu selalu mengutamakan ambisi pembalap untuk saling merebut kemenangan. Jika dalam posisi pembalap pun, pastinya saya akan bingung jika tak menyusul pembalap di depan jika memang mampu melakukannya,” pungkas Whitmarsh.
Tapi semua penerapan strategi, pasti mempunyai resiko besar. Tinggal menyiasatinya, agar tidak terjadi benturan terlalu besar antara pembalap dalam 1 tim. (otosport.co.id)