Pronas Gokart Belum Jelas, Kejurnas Terancam Batal

billy - Minggu, 20 Maret 2011 | 11:00 WIB

(billy - )



Kejuaraan
nasional (kejurnas) gokart tahun ini rencananya kembali akan dikelola promotor nasional (pronas). Namun sampai saat ini, belum ada kepastian penyelenggaraan serinya. Padahal seri perdana dijadwalkan pertengahan April mendatang.

Sedianya Lukman Ladjoni yang akan menjadi pronas gokart dengan mengusung bendera Jangkar Miring. Namun itupun belum ada kepastian. "Saya masih menimbang banyak hal, terutama tentang ujian anak sekolah. Biar sekolah dulu yang utama, baru berkompetisi gokart. Sampai saat ini saya masih berniat menjadi pronas gokart," seru pria asal Pare-Pare, Sulsel tersebut.

Lukman Ladjoni. Kemungkinan digelar Mei


Lukman berharap dukungan semua pihak supaya gokart Indonesia dapat tetap maju. Menurutnya, tanpa dukungan, percuma dirinya menjadi pronas.

Adanya pertimbangan mengenai berbagai hal teknis dan non-teknis menjawab mengapa tanda tangan kontrak pronas antara Jangkar Miring dengan PP IMI belum juga terlaksana. Dikatakan Lukman, kalau hal tersebut akan diselesaikan paling tidak akhir Maret atau awal April.

Bukan saja penandatanganan kontrak yang mundur waktunya, namun penyelenggaraan event juga dipastikan mundur. Menurut Lukman, kemungkinan besar bulan Mei digelar.

Belum adanya kepastian pronas gokart juga dikatakan Irawan Sucahyono, kadep olahraga PP IMI. Namun, menurutnya, PP IMI akan terus mendorong supaya pronas gokart ini jadi terbentuk. "Kita akan tetap upayakan terlaksana. Tentu ada batas waktunya," jelas Irawan.

Tanda tanya besar mengenai pronas ini datang dari ketua Asosiasi Gokart Indonesia (AGI). "Kalau memang berjalan, sangat bagus, tapi sudah sampai saat ini belum ada kepastiannya, padahal kalender sebentar lagi. Jika memang tidak jadi, PP IMI harus memberikan jalan keluarnya," sebut Dony Sarwono, ketua AGI yang juga pernah menjadi pronas gokart.

Menurut Dony, hal utama yang harus diperhatikan oleh pronas yakni ketersediaan ban. Mulai pemesanan sampai ban tersebut jadi dan keluar pabrik dibutuhkan waktu paling tidak 2 bulan. Dihitung dengan distribusi dan sampai ke tangan pegokart paling tidak butuh waktu 3 bulan.

Jika demikian, berarti akan banyak waktu yang ‘hilang'. Anggap saja tandatangan kontrak dilaksanakan April dan ban langsung dipesan. Berarti ban baru bisa sampai ke pegokart sekitar bulan Juli-Agustus.

Hampir sama seperti yang diutarakan Dony, juga disebutkan Oke Junjunan. Pria yang kini kembali memegang distributor Rotax Max untuk Indonesia ini bilang, harus ada kepastian mengenai tanggal penyelenggaraan dan lokasi. Menurutnya, semua kegiatan yang berhubungan dengan tim harus jelas kedua hal tersebut karena menyangkut perencanaan budget dan lainnya. "Kalau sampai tak jelas, peserta yang dirugikan. Tapi kalau pronas berjalan, saya akan sangat mendukung," sebut pemukim di Bandung ini.

Seandainya pronas dan kejurnas tak bisa berjalan, Oke akan tetap menyelenggarakan kejuaraan Rotax Max Challenge sebanyak 3 seri. Hal ini dikarenakan dirinya harus mengirimkan 3 nama pemenang pada bulan September untuk mengikuti grand final Rotax Max bulan November di All Ain, Dubai. (otosport.co.id)